> >

Kisah Pilu Santriwati Diperkosa Guru Ngaji: Lahiran Diantar Teman, Bayinya Dianggap Anak Yatim Piatu

Kriminal | 10 Desember 2021, 22:06 WIB
Ilustrasi pemerkosaan. Anak anggota DPRD Bekasi yang memperkosa remaja perempuan, juga menyekap dan menjual remaja tersebut di aplikasi MiChat. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut Diah Kurniasari Gunawan menceritakan kehidupan anak-anak korban pemerkosaan guru ngaji mereka di sebuah yayasan pendidikan di Cibiru, Bandung, Jawa Barat.

Menurut Diah, santriwati yang menjadi korban pemerkosaan guru ngaji mereka ternyata mengurus diri mereka sendiri secara bersama-sama di rumah yang disediakan oleh pemerkosa berinisial HW.

Baca Juga: 21 Santri Diperkosa, Warga Cibiru Bandung Sebut Aktivitas Pesantren TM Tertutup

Selain menjadi pelaku pemerkosaan, HW diketahui merupakan pemilik yayasan pendidikan di Cibiru, Bandung, tersebut.

“Mereka mengurus diri mereka sendiri di sana, tidak ada pengurus yayasan, hanya dia (pelaku) yang ada, tidak ada orang lain,” kata Diah dikutip dari Kompas.com pada Jumat (10/12/2021).

Diah menjelaskan, kegiatan para santriwati selama berada di rumah yang disediakan HW yakni mulai dari memasak sendiri, menjaga anak hingga mengantar kawan mereka yang hendak melahirkan.

Diah mengatakan mereka melakukan semua itu secara bersama-sama. Jadi, menurut Diah, mereka membagi tugas dari mulai memasak, mencuci dan menjaga anak.

Baca Juga: Kemenag Dukung Hukuman Tegas Buat Pelaku Pemerkosaan Santriwati di Bandung

“Ada yang mau melahirkan, diantar oleh mereka sendiri, saat ditanya mana suaminya, alasannya suaminya kerja di luar kota, jadi begitu selesai melahirkan, bayar langsung pulang, tidak urus surat-surat anaknya,” ujarnya.

Menurut Diah, selain tempat mereka belajar di Cibiru yang juga jadi tempat mereka tinggal, pelaku juga menyediakan satu rumah khusus yang biasa disebut basecamp.

Tempat ini, kata Diah, jadi tempat bagi anak-anak yang baru melahirkan hingga pulih dan bisa kembali kumpul.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.com


TERBARU