Letusan Gunung Semeru Sebabkan Lahan Pertanian Warga dan Perhutani Rusak
Peristiwa | 8 Desember 2021, 22:30 WIBLUMAJANG, KOMPAS.TV - Awan panas dari letusan Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 lalu menyebabkan kerusakan lahan pertanian warga seluas 20 hektare di Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang. Selain itu, ribuan hektare lahan Perhutani juga rusak.
Kepala Desa Supiturang Nurul Yaqin Pribadi menyebut, 20 hektare lahan dari total luas sawah 57 hektare di daerahnya hancur akibat awan panas guguran (APG) dan material vulkanik.
"Total areal persawahan seluas 57 hektare, yang terdampak 20 hektare atau hampir separuhnya," ujar Nurul pada Rabu (8/12/2021), dikutip dari Antara.
Baca Juga: Ahli Jelaskan Sebab Terjadinya Guguran Awan Panas Gunung Semeru
Nurul menjelaskan, areal persawahan di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, mendapat aliran air dari Sungai Umbulan yang hanya memiliki lebar 1,5 meter.
Akibat terjangan banjir lahar dan material vulkanik saat Gunung Semeru meletus, sungai tersebut tertutup. Material vulkanik menyebabkan aliran lahar dengan lebar hingga ratusan meter.
"Di situ ada sungai, tapi tidak lebar, hanya sekitar 1,5 meter. Itu Sungai Umbulan. Setelah dialiri lahar jadi besar, lebarnya kini mencapai ratusan meter," katanya.
Ia menambahkan, lahan pertanian seluas 20 hektare yang rusak tersebut, seluruhnya memiliki sertifikat tanah. Ada kurang lebih 50 orang yang memiliki areal tersebut.
Para pemilik lahan itu berkeinginan untuk tetap bisa mengelola material vulkanik pada bekas lahan pertanian.
"Ke depan, saat sudah dingin, akan dikelola oleh masyarakat. Itu keinginan mereka, supaya bisa mendapatkan hasil atau ada ganti dari yang awalnya lahan pertanian," ucap Nurul.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara