8 Siswa SMP di Lebak Tertimpa Atap Sekolah Akibat Cuaca Buruk, Bupati Minta Maaf
Peristiwa | 24 November 2021, 22:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sebanyak delapan siswa SMPN 1 Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, mengalami luka ringan akibat atap sekolah mereka roboh pada Selasa (23/11/2021).
Melalui keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (24/11/2021), dijelaskan bahwa peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi yang berujung pada meluapnya Sungai Rambut serta memicu terjadinya longsor dan angin kencang di beberapa titik.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak melaporkan, terdapat satu unit sekolah dengan kondisi rapuh yang tengah melakukan aktivitas belajar mengajar harus mengalami rusak berat dan menyebabkan delapan siswa mengalami luka ringan akibat terkena puing-puing bangunan,” Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan.
Baca Juga: Akses Jalan Terdampak Longsor Mulai Dibuka
Selain itu, BPBD Kabupaten Lebak mencatat terdapat 44 KK menjadi korban terdampak dengan kerugian material berupa 35 unit rumah terendam banjir, 9 rumah mengalami rusak dengan tingkat beragam dari ringan hingga berat, 1 unit sepeda motor rusak dan 2 ruas jalan harus terputus akibat longsor.
Merespon peristiwa ini, BPBD Kabupaten Lebak menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menyambangi lokasi terdampak dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk segera memberikan penanganan.
“BPBD Kabupaten Lebak bersama dinas PU Provinsi telah menurunkan alat berat ke ruas jalan warung Cibeber, Banten untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan dan pembersihan puing-puing material bangunan pada sekolah yang roboh.”
Terkait adanya delapan siswa yang terluka akibat tertimpa atap laboratorium IPA sekolah SMPN 1 Cibeber tersebut, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengaku prihatin dan menyampaikan permintaan maaf.
"Saya minta maaf atas nama pribadi dan pemerintah daerah, prihatin tidak pernah menginginkan musibah ini terjadi," kata Iti saat mengunjungi lokasi sekolah, Rabu (24/11/2021), seperti dilansir Kompas.com.
Iti menjelaskan, selain akibat hujan yang terus menerus, ambruknya atap ruangan laboratorium IPA itu juga disebabkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber :