Menko PMK Ajak Kader Muhammadiyah Bangun Ekonomi, Ingatkan Sosok KH Ahmad Dahlan
Agama | 24 Oktober 2021, 12:09 WIBKENDARI, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengajak para kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) agar membangun kesadaran di bidang ekonomi. Ini penting karena agar bisa turut mewarnai Indonesia di masa kini dan masa mendatang.
Hal itu diungkapkan Muhadjir dalam sambutannya di Muktamar XIX IMM di Kendari, Sulawesi Tenggara. Acara ini merupakan pertemuan kader mahasiswa Muhammadiyah se-Nusantara dan berlangsung tanggal 21-23 Oktober 2021.
Guru Besar Universitas Negeri Malang (UNM) yang juga kader Muhammadiyah itu lantas mengingatkan sosok pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang juga mandiri secara ekonomi hingga mampu berbuat banyak kepada umat dan juga organisasi.
“K.H. Ahmad Dahlan di masa kepemimpinanya saat melakukan gerakan dulunya cukup banyak pada bidang ekonomi demi menghidupkan organisasi,” papar Muhadjir seperti dikutip Antara, Sabtu (23/10).
Baca Juga: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Tak Cukup dengan Bansos, Menko PMK: Harus dengan Pembangunan Wilayah
Muhadjir juga menjelaskan, di bidang ekonomi saat ini masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. Untuk itulah, para kader harus berani ikut ambil bagian jika ingin memberi warna di Indonesia.
"Kita masih tertinggal jauh dengan aspek ekonomi dan kalau kita ingin ikut mengambil bagian dalam memberikan warna Indonesia, harus kuasai ekonomi,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan Rekotr Universitas Muhammadiyah Malang itu mengunggah para kader Mahasiswa Muhammadiyah untuk berani ambil risiko di ekonomi.
Apalagi, menurutnya, ekonomi ini sangat berpengaruh di urusan politik. Politik beririsan dengan kebijakan. Pondasi ekonomi yang kokoh harus diambil dan harus siap dengan risiko.
"Apalagi dengan sistem politik yang sangat rasional begini, massa itu bisa dibeli, tapi kalau ekonomi itu tidak bisa didapat secara serta merta. Kalau kita ingin membangun pondasi ekonomi yang kokoh harus dirintis dari bawah dan ini harus ada keberanian. Namanya berekonomi tidak ada tanpa risiko," tambahnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV