Cerita Saksi Mata Coba Selamatkan 11 Siswa MTs, Lihat Korban Berputar-putar Terbawa Pusaran Air
Peristiwa | 17 Oktober 2021, 16:21 WIBCIAMIS, KOMPAS.TV - Maman, seorang saksi mata yang melihat kejadian tenggelamnya 11 siswa MTs Harapan Baru di Ciamis saat mengikuti kegiatan susur sungai menceritakan detik-detik kejadian maut tersebut.
Pria berusia 55 tahun itu mengatakan, saat kejadian sedang berada di sebuah saung di sekitar sungai tempat ditemukannya para korban.
Baca Juga: Ada Kejadian Aneh Sebelum Tragedi 11 Siswa MTs Harapan Baru Tewas Saat Susur Sungai Ciamis
Pada Jumat (15/10/2021) siang itu, Maman tiba-tiba dikejutkan dengan suara teriakan seseorang yang meminta tolong.
"Saya ini yang punya ngurus empang ini dan saya saat kejadian sehabis Jumatan sedang di saung ini," kata Maman membuka ceritanya yang dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/10).
"Tiba-tiba ada yang berteriak minta tolong dari segerombolan murid dan guru yang sedang acara di sungai. Saya kaget dan langsung cek ternyata ada yang tenggelam ke muara ini."
Maman saat itu tak sendiri. Ia bersama sejumlah warga lainnya yang juga panik kemudian berdatangan ke lokasi kejadian.
Baca Juga: Tangis Histeris Ibu di Depan Jasad Anak Korban Susur Sungai Ciamis: Dede Bangun, Ini Uang Buat Jajan
Dari pengamatan Maman, beberapa di antara korban sempat memanggil-manggil seorang warga bernama Muslim. Muslim diketahui biasa berenang di muara sungai tersebut.
Tak lama kemudian, Muslim pun diminta untuk menyelamatkan siswa yang tenggelam tersebut.
"Ada Muslim warga di sini yang sudah jago menyelam di muara ini langsung berupaya menyelamatkan korban dengan cara ngobeng (menyelam manual biasanya mencari ikan)," kata Maman.
Namun, lanjut Maman, rupanya upaya Muslim menyelamatkan para siswa yang terbawa arus Sungai Cileuleur itu tak mudah. Muslim justru nyaris terseret pusaran air.
Baca Juga: 5 Fakta Tragedi Tenggelamnya 11 Siswa MTs Harapan Baru Saat Susur Sungai di Ciamis
"Muslim malah mengaku mau terbawa pusaran air di bawah muara itu yang dalamnya sekitar 4 meter," ucap Maman.
Sementara itu, Muslim saat dikonfirmasi membenarkan merasa tak sanggup lagi menyelam ke pusaran air, karena tubuhnya sudah terasa berat.
Bahkan, dirinya sempat merasa kesulitan untuk kembali mencapai permukaan. Muslim mengatakan, dirinya melihat para korban seperti berputar-putar di pusaran air bawah muara sungai tersebut.
"Akhirnya saya memilih mencari jalan lagi dari pusaran air bawah untuk menyelamatkan diri saja," ucap Muslim.
"Memang di atas seperti ini seperti tenang, padahal di bawahnya berputar pusaran air sangat deras itu Pak."
Baca Juga: Takziah ke Ciamis, Ridwan Kamil Minta Kegiatan Susur Sungai Dihentikan Sementara
Menurut Muslim, di bawah muara itu tak ada bebatuan sama sekali. Hanya berupa tanah keras yang terbentuk oleh tekanan pusaran air.
Adapun para korban lama untuk muncul ke permukaan karena berputar terbawa pusaran air dan bukan menyelip di bebatuan.
"Bukan menyelip di bebatuan, tapi di bawah memutar terbawa arus sungai pusaran air di bawah muara itu. Soalnya, saya menyelam beberapa kali di bawah itu tidak ada batu sama sekali," ujar Muslim.
"Batunya terempas pusaran air dan terpental ke aliran sungai yang dangkal. Nah, kalau yang dangkal sungainya itu lihat banyak batunya."
Baca Juga: Ini Hasil Olah TKP Polisi di Kasus Susur Sungai Cileueur yang Menewaskan 11 Siswa MTs
Karena kesulitan, Muslim dan Maman serta warga lainnya sempat kebingungan bagaimana caranya untuk mengangkat korban dari pusaran air muara sungai tersebut.
Sampai akhirnya Tim SAR gabungan datang ke lokasi kejadian. Merek mencoba mengangkat jenazah para korban sampai malam hari.
"Baru dari sore sampai malam tadi, korban berhasil diangkat di bawah muara sungai pakai alat khusus. Kalau pakai cara ngobeng beberapa kali tak berhasil," ungkap Muslim.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung Kabupaten Ciamis ditemukan tewas tenggelam.
Baca Juga: Kemenag Ciamis Larang Kegiatan Ekstrakulikuler Usai 11 Siswa MTs Jadi Korban Tragedi Susur Sungai
Tenggelamnya para korban berawal saat mengikuti acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10/2021).
Acara itu diketahui diikuti oleh siswa dan sejumlah guru. Adapun insiden tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Namun, 11 korban baru bisa dievakuasi pada malam hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat menuturkan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan ada beberapa siswa sekolah yang hilang usai ikut acara susur sungai kegiatan Pramuka.
Pihaknya mendapatkan keterangan tersebut dari pihak sekolah bahwa ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.
Baca Juga: Korban Tenggelam Saat Susur Sungai di Ciamis Tidak Dibekali Alat Pengaman
Para korban merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 sampai 13 tahun.
Pihaknya pun bersama Tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian sejak siang sampai Jumat malam.
"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang. Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," kata Memet.
Baca Juga: Tragedi Susur Sungai Terulang Lagi, Kemenag: Kesehatan dan Keselamatan Siswa Harus Diutamakan
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com