> >

Tanggapi Limbah Ciu di Bengawan Solo, Gibran Rencanakan Koordinasi dengan Kepala Daerah Sekitar

Peristiwa | 8 September 2021, 09:46 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama Wakil Walikota Teguh Prakosa usai rapat di Balai Kota Solo Senin (19/4/2021). (Sumber: Tribun Solo)

SOLO, KOMPAS.TV - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka buka suara terkait limbah ciu yang mencemari Sungai Bengawan Solo, Selasa (7/9/2021).

Limbah ciu tersebut tampak jelas karena naik ke permukaan dengan hadirnya musim kemarau yang membuat volume air di Sungai Bengawan Solo menurun.

Diketahui limbah itu berasal dari pencemaran industri ciu dan alkohol rumahan.

Sebagai informasi ciu merupakan minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai.

Gibran mengungkapkan akan melakukan koordinasi dengan kepala daerah sekitar untuk mengatasi masalah tersebut.

Pihaknya mengatakan masih membicarakan hal tersebut ke pihak bupati terkait.

Baca Juga: Gibran: Kami Terima Semua Kritikan, Tak Ada yang Dibatasi

"Limbah tersebut datang dari Sukoharjo dan untuk pengentasan akan dibicarakan dengan pihak bupati terkait," ujarnya dikutip dari Tribunnews, Rabu (8/9/2021).

Masalah pencemaran limbah ciu di Sungai bengawan Solo masih terjadi tiap tahunnya. Pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebelumnya telah mengambil sampel air dari sungai itu.

Hasil penelitian menunjukkan air di sungai tersebut terbukti tercemar dan berdampak pada kulit yang menyebabkan gatal-gatal.

Pihak PDAM Solo bahkan sempat menghentikan pengelolaan air di Pos Semanggi, Pasar Kliwon hingga siang hari.

Penghentian itu terpaksa dilakukan karena air dari Bengawan Solo terindikasi dan terbukti tercemar limbah ciu.

Baca Juga: BNPB Perkuat Peringatan Dini Banjir di Sepanjang Daerah Bengawan Solo

"Tadi mulai tercemar pukul 06.00 WIB, pengambilan air dari Bengawan dihentikan sampai sekarang dilakukan observasi," jelas Dirut PDAM Agustan kepada TribunSolo.

"Pukul 13.00 WIB sudah bisa mengolah lagi, dampaknya, sudah dievaluasi penampungan air masih aman level 3 meter lebih sedikit," lanjutnya.

Meski demikian persediaan air masih aman dan tak akan terkendala untuk kebutuhan pelanggan.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews


TERBARU