Waria Ponpes Al Fatah Yogyakarta Belajar Bikin Wayang Sampah Plastik Berbasis QR Code
Berita daerah | 3 September 2021, 19:01 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Para waria di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah Yogyakarta bersama-sama belajar membuat wayang sampah plastik berbasis QR code. Mereka mendapat pengarahan dari tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Wansaplas UGM.
Leony Vita Artanti (FTP), Muhammad Najmi Mumbada (FTP), Roykhana Purwita (FTP), dan Al-Viyah Rahmaidah (FMIPA) dengan dosen pendamping Eko Tri Sulistyani memberdayakan para waria di ponpes ini untuk memberikan keterampilan kepada waria sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri.
Menurut Leony, waria sering mendapatkan diskriminasi akibat status sosial yang dimiliki, sehingga kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang wajar. Di sisi lain, program ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang cukup banyak di lingkungan
"Wayang tersebut akan dikemas dan dilengkapi dengan QR code yang merupakan tautan untuk membuka referensi cerita yang dapat dimainkan dengan menggunakan wayang sampah plastik," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (3/9/2021).
Baca Juga: Kisah Belasan Waria di Yogyakarta Meninggal Selama Pandemi Corona: Kekurangan Nutrisi hingga Depresi
Pengemasan wayang dengan cara tersebut dimaksudkan sebagai upaya menyesuaikan perkembangan zaman di era serba digital. Selain itu juga untuk memberikan kemudahan konsumen dalam mengakses dan menyimpan referensi cerita secara praktis.
“Nantinya, produk tersebut akan dipasarkan melalui media sosial dan market place,” ucapnya.
Sementara, dosen pendamping tim PKM Eko menilai program pemberdayaan waria ini dapat menggali ide-ide kreatif para waria. Jika pelatihan ini ditekuni, akan berpotensi menjadi peluang usaha yang menarik.
“Di sisi lain, waria juga berpotensi untuk menjadi pendongeng pada acara tertentu,” tuturnya.
Pelatihan pembuatan wayang dari sampah plastik berbasis QR code ini juga diapresiasi Ketua Pondok Pesantren Waria Al Fatah Yogyakarta, Sinta Ratri. Ia berterima kasih karena program ini dibuat untuk merangkul para waria yang jarang mendapat perhatian dalam program semacam itu.
Ia mengungkapkan, dari program pemberdayaan yang dijalankan, warga pesantren waria Al Fatah mendapatkan banyak pelatihan yang dapat dijadikan bekal untuk membuka peluang usaha yang mandiri.
Baca Juga: Stand Up Gareng Rakasiwi: Jauhi Narkoba, Dekati Waria - SUCI 1
“Wayang sampah plastik yang telah berhasil diproduksi juga dapat bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi kelompok-kelompok belajar pada tingkat pendidikan dasar,” kata Sinta Ratri.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV