Budi Daya Lobster Air Tawar di Gunungkidul dengan Capit Berdaya ala Mahasiswa UGM
Berita daerah | 27 Agustus 2021, 14:18 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lima mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) mengembangkan budi daya lobster air tawar di Gunungkidul, Yogyakarta.
Kelimanya yakni, Muhammad Rizky Azidtya (Sekolah Vokasi), Arsita Budi Rizqi (Sekolah Vokasi), Cindika Wanda Oktaviani (Sekolah Vokasi), Naufal Mu’afi (Fakultas Teknik), dan Dito Zhafran Amarrafi (Fakultas Pertanian).
Mereka mengajak warga Jetis, Saptosari, Gunungkidul, untuk membudidayakan lobster air tawar.
Lobster air tawar (cherax quadricarinatus) merupakan komoditas perikanan budi daya yang akhir-akhir ini marak dibudidayakan. Lobster ini memiliki permintaan pasar yang relatif tinggi namun masih sedikit yang membudidayakannya.
Tekstur dari dagingnya yang lembut dan empuk serta rasanya yang manis seperti udang membuat budi daya lobster ini memiliki peluang yang tinggi untuk dikembangkan dan cocok diolah menjadi berbagai jenis masakan.
Menurut Muhammad Rizky Azidtya, budi daya lobster air tawar bertujuan untuk membantu mengembangkan potensi masyarakat Kalurahan Jetis, Saptosari, Gunungkidul untuk membuka usaha mandiri.
Baca Juga: Mengenal Fansa, Boneka Edukasi Konservasi Berbasis IT Buatan Mahasiswa UGM
"Kami ingin masyarakat bisa memanfaatkan potensi wisata yang ada di sepanjang pantai Gunungkidul yang selama ini kurang dilirik yaitu usaha kuliner," ujarnya, Jumat (27/8/2021).
Sebelumnya, banyak masyarakat yang tidak bekerja sehingga tidak punya penghasilan sama sekali. Masyarakat juga memiliki keterbatasan informasi dan pengetahuan mengenai budi daya lobster air tawar.
Potensi wisata yang terus berkembang juga meningkatkan permintaan lobster air tawar untuk memenuhi kebutuhan kuliner wisatawan.
Mahasiswa UGM menawarkan program Capit Berdaya yang memiliki lima turunan, yaitu Capit Bisa, Capit Cemerlang, Capit Sejahtera, Capit ELok, dan Capit Pantas.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam budi daya lobster air tawar secara mandiri, memahami konsep pengelolaan keuangan, pemasaran, dan pengolahan dari lobster air tawar, serta turut menjaga lingkungan dengan menerapkan reduce, reuse, dan recycle.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Bikin Alat Deteksi Kerumunan, Begini Cara Kerjanya
Lobster air tawar dapat dipanen dengan berbagai macam ukuran untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan harga yang berkisar antara Rp 150.000 sampai Rp 250.000 per kilogram.
Sementara lobster hasil budi daya akan dijual, baik masih hidup maupun olahan, sesuai permintaan konsumen.
Mahasiswa UGM ini menilai lobster hasil budi daya akan dipasarkan ke restoran-restoran di sepanjang pantai Gunungkidul dan membuka banyak lapangan usaha baru bagi masyarakat sekitar.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV