Viral Beras 'Batu' di Pandeglang Ternyata Rusak Terkena Hujan
Berita daerah | 5 Agustus 2021, 23:37 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Warga Pandeglang, Banten dihebohkan dengan adanya temuan beras yang kondisinya menggumpal seperti batu. Beras tersebut merupakan bantuan sosial beras (BSB) PPKM Darurat yang disalurkan oleh PT Pos Indonesia (Persero).
Beras tersebut dibagikan pada Selasa, 3 Agustus. Saat dibuka, kondisi beras itu sudah kuning dan penuh gumpalan yang mengeras seperti batu.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana menegaskan pihaknya bersama Perum Bulog, selaku penyedia Bantuan Sosial Beras PPKM Darurat sudah langsung mengganti beras yang rusak. Gerak cepat ini menjadi komitmen kedua belah pihak dalam memberikan pelayanan yang responsif.
"Ada tiga karung beras (masing-masing 10 kg) yang rusak. Sudah kami ganti," ujar Ana, sapaannya, saat dihubungi, Kamis (5/8).
Ana menjelaskan kronologi kejadian itu. Awalnya, petugas juru bayar Pos Indonesia bertugas seperti biasa menyalurkan Bantuan sosial Beras PPKM darurat kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kelurahan Pandeglang. Tercatat, beras tersebut akan disalurkan kepada 840 KPM.
Lalu ada sisa tiga beras yang belum tersalurkan karena KPM sedang tidak ada di rumah. Berdasarkan kesepakatan dengan aparat desa dan kelurahan, beras tersebut disimpan di tempat penyimpanan bansos di kantor kelurahan.
KPM yang belum kebagian bisa mengambilnya di situ. Menurut informasi yang didapat Ana, ketiga kantong beras milik KPM tersebut kehujanan. Ketika KPM tersebut mengambil beras didapati beras di dalam kantong sudah mengeras.
"Yang namanya beras kena air jadi menggumpal. Ketika sampai di rumah sudah didapat mengeras," kata Ana.
Saat ini beras tersebut sudah diganti. Hal ini menjadi bentuk tanggung jawab bersama antara Pos Indonesia bersama Perum Bulog memastikan KPM tetap mendapatkan beras dengan kualitas yang layak.
"Tugas kami mengambil beras dari gudang Bulog, lalu diantarkan ke masing-masing rumah KPM. Hal itu menjadi tanggung jawab kami," katanya.
Penulis : Herwanto
Sumber : Kompas TV