> >

Ini Pesan dan Kata-Kata Terakhir Habib Saggaf Aljufri yang Bikin Bergetar

Agama | 4 Agustus 2021, 22:25 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) memberi hormat kepada Ketua Utama Alkhairaat Sayyid Saggaf bin Idrus bin Salim Aljufri (duduk di kursi) pada peringatan hari wafat ke-50 tahun Sayyid Idrus bin Salim Aljufri di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/6/2018). (Sumber: Kompas TV/Ant/Basri Marzuki)

PALU, KOMPAS.TV - Habib Sayyid Saggaf bin Muhammad Aljufri telah meninggal dunia pada Selasa (3/8/2021) di Rumah Sakit Al-Khairat. Sebelum meninggal, almarhum sempat menyampaikan pesan pada jemaah Al-Khairat.

Kisah ini dituturkan Habib Ali Hasan Aljufri dalam sambutan prosesi pemakaman Habib Saggaf di Palu, Sulteng pada Rabu (3/8/2021).

Habib Ali Hasan mendampingi Habib Saggaf saat sakit hingga menjelang wafat. Menjelang meninggal, Habib Saggaf mengucapkan tiga kalimat yang menggetarkan Habib Ali Hasan.

"Beliau mengucapkan tiga kalimat yang membuat saya bergetar. Beliau di saat-saat kritis, beliau berteriak memanggil neneknya, Habib Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua),” tutur Habib Ali Hasan, dikutip dari Antara

Baca Juga: Ribuan Warga Ikuti Prosesi Pemakaman Habib Saggaf Aljufri, Gubernur dan Wali Kota juga Hadir

“Beliau mengatakan, 'Ya, Habib Idrus, saya sudah menjalankan amanatmu, ya, Habib Idrus, saya sudah menjalankan amanah'. Tiga kali Habib Saggaf mengucapkan itu," imbuhnya.

Usai mendengar perkataan itu, Habib Ali Hasan yakin bahwa Habib Saggaf akan wafat.

"Saya akan berpisah dengan beliau. Sejak sakit, berkali-kali beliau masuk rumah sakit, diopname di Jakarta, beliau tidak pernah mengucapkan kalimat ini. Kecuali sakit yang terakhir ini," beber Habib Ali Hasan.

Habib Saggaf juga menyampaikan pesan pada jemaah Al-Khairat sebelum mengembuskan napas.

“Ini pesan beliau, selalu beliau sampaikan Alkhairaat, hidupkan Alkhairaat, jaga Alkhairaat," kata Habib Ali Hasan Aljufri.Ribuan warga mengiringi prosesi pemakaman dan salat jenazah Habib Saggaf di kompleks Masjid Al-Khairat. Jumlah yang banyak membuat jemaah sampai tumpah ke jalan di sekeliling masjid.

Baca Juga: Said Aqil Siradj: Tolong Saya Dibantu Menyadarkan Kiai yang Tidak Percaya Covid-19 dan Vaksin

Keluarga Habib Saggaf juga turut hadir melepas jenazah menuju liang lahat di pekuburan kompleks Masjid Alkhairaat di Jalan SIS Aljufri, Palu.

Jenazah Habib Saggaf terbaring di samping makam adiknya, Habib Sayyid Abdillah bin Muhammad Aljufri.

Habib Saggaf lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 17 Agustus 1937. Beliau belajar di Universitas Al-Jazair Kairo, Mesir, pada 1959 hingga meraih gelar sarjana pada 1963.

Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan strata kedua di Universitas Al-Jazair hingga lulus pada 1967.

Semasa hidupnya, Habib Saggaf Al-Jufri kerap mengajak menjaga kerukunan antar umat beragama.

“Apapun kalian, entah protestan atau yang lain, kalau ada perintah Pendeta yang tidak benar jangan diterima. Kalau itu hanya diarahkan pada urusan politik yang bikin kacau. Untuk apa dibangun (bangunan simbol agama, red) kalau hanya menghadirkan permasalahan!” serunya.

Baca Juga: 650 Kiai Meninggal, Vaksinasi di Ponpes Digenjot

Dia juga pernah memuji umat Kristiani yang ada di Kulawi dan Palolo, yang dinilai turut menjaga Alkhairaat. Habib Saggaf mengatakan, beberapa madrasah Alkhairaat di Kulawi memiliki guru beragama Kristen.

Habib Saggaf juga mengecam keras bom bunuh diri yang dilakukan kelompok radikal. Menurut ulama kharismatik itu, bom bunuh diri adalah tindakan bodoh.

Aksi bom bunuh diri itu, kata Habib Saggaf, hukumnya haram dan sangat berdosa, apalagi aksi itu dilakukan di Indonesia, sehingga sangat merugikan diri sendiri dan masyarakat secara keluruhan.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU