> >

Pasien Covid-19 yang Dikeroyok Warga Meninggal Dunia, Ini Pesan Terakhir ke Istri dan Anaknya

Peristiwa | 2 Agustus 2021, 12:04 WIB
RSUP Haji Adam Malik, tempat Salamat Sianipar dirawat hingga akhirnya meninggal dunia. (Sumber: Dok. RSUP Haji Adam Malik )

MEDAN, KOMPAS.TV - Salamat Sianipar, pasien Covid-19 yang dikeroyok warga Desa Pardomuan, Silaen Kabupaten Toba, karena dikira ingin menulari orang lain akhirnya meninggal dunia.

Sempat dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Salamat Sianipar dinyatakan meninggal pada Minggu (1/8/2021) sore sekitar pukul 16.30 WIB.

Baca Juga: RS Penuh, Pasien Covid-19 di Blitar Bahkan Sempat Dirawat di Mobil

Anastasya Sianipar, anak pertama Salamat Sianipar, mengaku keluarganya sangat terpukul atas kepergian sang ayah. Sebab, ayahnya sempat akan dibawa pulang.

"Tadi kami sudah datang dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB karena besok pagi sekitar pukul 04.00 WIB (ayah) baru pulang ke kampung," kata Anastasya dikutip dari Tribun Medan pada Senin (2/8/2021).

Anastasya menuturkan, pihak keluarga belum sempat melihat kondisi fisik ayahnya yang telah meninggal dunia.

Karena ayahnya merupakan pasien Covid-19, jenazahnya langsung dibungkus dan ditaruh di kamar mayat.

Namun, Anastasya sempat memperlihatkan foto terakhir ayahnya di RSUP Adam Malik. Tampak ayahnya tergeletak dengan melipat tangan di atas bed rumah sakit.

Baca Juga: Geger Pasien Covid-19 Dikeroyok Sejumlah Warga, Ini Penjelasan Kabid Humas Polda Sumatera Utara

Selain itu, Salamat terlihat mengenakan baju kemeja lengan panjang dan celana panjang warna hitam.

Sampai saat ini, Anstasya melanjutkan, pihak keluarga belum mengetahui dengan jelas penyebab kematian ayahnya apakah karena Covid-19 atau akibat pengeroyokan.

Lebih lanjut, Anastasya mengatakan sebelum meninggal ayahnya sempat berpesan kepadanya untuk menjaga ibu dan adiknya.

"Bapak juga bilang aku harus sekolah sampai kuliah. Biar sukses dan bisa bahagiakan keluarga," ucap Anastasya.

Selain kepada dirinya, Anastasya bilang ayahnya berpesan kepada ibunya agar senantiasa sehat sehingga bisa merawat dan melihat anak-anaknya sukses.

Baca Juga: Viral Kasus Perawat Diduga Dikeroyok, Begini Kronologi dari Terduga Pelaku

Di mata Anastasya, ayahnya Salamat Sianipar merupakan sosok pahlawan bagi dirinya dan keluarganya. Dia menuturkan ayahnya sangat menyayanginya sebagai anak pertama.

"Bapak sih yang paling bisa menaklukan keras kepala aku dan bapak selalu bawa kue ulang tahun," ucap siswi yang masih duduk di kelas 2 SMP itu.

"Dan dia suka marah - marah sih. Tapi aku suka dengarnya. Karena itu yang terbaik menurut aku."

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Toba, Audi Murphy Sitorus, menerangkan bahwa Salamat Sianipar mengalami depresi.

Ia dituduh ingin menulari Covid-19 kepada warga sekitar. Sebab, tiap bertemu dengan seseorang, kata Audy, korban langsung jngin memeluknya.

Baca Juga: Aksi Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 Digagalkan Polisi, Keluarga Marah-marah

"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stress atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy.

Audy juga mengatakan, bahwa Salamat Sianipar juga ingin memeluk Wakapolsek Silaen yang datang ke lokasi.

"Pokoknya tindakannya aneh. Bahkan Wakapolsek pun datang waktu itu langsung mau dipeluknya. Bidan desa itu juga saat mau memakaikan APD langsung dipeluknya," ucap Audy.

Karena tudingan itulah, warga kemudian beramai-ramai menangkap Salamat Sianipar. Dia kemudian diikat, diseret di jalanan dan didorong-dorong menggunakan kayu.

Aksi persekusi tersebut terekam dalam sebuah video. Dalam video yang beredar, Salamat Sianipar dipukuli kayu oleh massa hingga tak berdaya.

Baca Juga: Sopir Dinsos yang Kabur Saat Tabrak Sepeda Akui Sedang Mengantuk dan Takut Diamuk Massa

Pada Jumat (23/7/2021), Salamat Sianipar kemudian dibawa ke RSUD Porsea untuk menjalani perawatan.

Sempat Melarikan Diri 

Berdasarkan keterangan pemerintah daerah, Salamat Sianipar sempat melarikan diri dari RSUD Porsea saat sedang menjalani perawatan.

Kemudian pada Sabtu (24/7/2021), Salamat Sianipar ditemukan pemerintah daerah di Kecamatan Siantar Narumonda. Dalam kondisi tak berdaya, Salamat Sianipar dibawa ke Puskesmas Silaen.

Lantaran kondisinya yang tak memungkinkan dan video penyiksaannya viral, pemerintah daerah kembali merujuk Salamat Sianipar ke RSUD Porsea untuk menjalani perawatan. 

Informasi pengeroyokan Salamat Sianipar sampai juga di telinga Bupati Toba Poltak Sitorus dan Wakilnya Tonny M Simanjuntak.

Baca Juga: BNPB: Pasien Covid-19 di Lantai 3 RSUD Poso Menyelamatkan Diri Akibat Gempa Bermagnitudo 6,5

Bersama perangkat pemerintah daerah Toba, Poltak Sitorus lantas mendatangi RSUD Porsea untuk melihat kondisi warganya tersebut.

"Kami datang untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS," kata Poltak Sitorus di RSUD Porsea, Sabtu (24/7/2021).

Karena ada informasi Salamat Sianipar dituduh melarikan diri, Poltak kemudian memerintahkan petugas Satpol PP berjaga di RSUD Porsea, khusus mengawasi korban. 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Tribun Medan


TERBARU