> >

Ratusan PKL di Bandung Ramai-Ramai Pasang Bendera Putih: Kita Sudah Menyerah Hadapi Pandemi

Peristiwa | 19 Juli 2021, 21:32 WIB
Sebanyak 104 Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Cikapundung Barat, Kota Bandung, melakukan aksi pasang bendera putih di beberapa kios. (Sumber: KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA)

Ditambah lagi ketika pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021.

Selama PPKM Darurat, banyak jalan disekat. Akibatnya, banyak pengendara yang tak bisa lewat. Hal inilah yang menjadi problem tersendiri.

Baca Juga: Survei LSI: Untuk Pertama Kali Selama Pandemi, Tingkat Kepercayaan kepada Presiden di Bawah 50%

Nandang mengatakan, meskipun ada beberapa pedagang yang memaksa berjualan di siang hari karena tak dilarang, tapi ternyata penutupan jalan membuat ojek online atau ojol tak bisa lewat.

Bagi pedagang kuliner, sistem pesan antar online pun jadi percuma dan tidak bisa diandalkan. Sebab, para driver ojol tak bisa mengambil makanan yang dipesan lantaran jalanan ditutup.

"Driver banyak yang bingung masuknya lewat mana. Makanya banyak yang di-cancel karena jalur masuk semua ditutup," ucapnya.

Karena itu, Nandang sangat berharap pemerintah mengakhiri kebijakan PPKM Darurat yang akan berakhir pada 20 Juli 2021.

Baca Juga: Semangati Nakes di Tengah Pandemi, God Bless: Bersama Jaga Rumah Kita, Indonesia

"PPKM diperpanjang kami tidak menerima. PPKM sekarang saja tidak ada solusi buat kami. Bagaimana kami bisa bertahan hidup," kata Nandang.

"Tolong pemerintah kalau bikin kebijakan kita juga dipikirkan dampaknya, kami semua paham dengan kondisi ini dan kami juga sangat mendukung dengan kebijakan pemerintah, tapi tolong diseimbangkan dengan nasib kami."

Nandang berharap 104 pedagang di Jalan Cikapundung Barat, Kota Bandung, bisa dipekerjakan menjadi apapun oleh pemerintah agar mendapat penghasilan.

"104 (pedagang) ini dipekerjakan apa kek sama pemerintah, yang penting ada hasil. Kalau harus gini terus, kami bingung," ujar Nandang.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas.com


TERBARU