Mulai Kehabisan Stok Vaksin, Pemkab Kudus Ajukan Penambahan 70.000 Dosis ke Pusat
Update | 13 Juli 2021, 13:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, mulai kehabisan stok vaksin Covid-19 di gudang farmasinya. Baik untuk suntikan pertama maupun kedua.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo, melalui Kepala Seksi Survalen Imunisasi, Aniq Fuad mengatakan, untuk bisa melanjutkan program dan mepercepat vaksinasi maka butuh tambahan alokasi.
Pemkab Kudus berharap pengajuan penambahan dosis vaksin sebanyak 70.000 dosis kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bisa direalisasikan agar vaksinasinya tidak berhenti sementara.
Namun, sampai saat ini belum juga terealisasi meskipun sudah ada informasi Kudus bakal mendapatkan vaksin Pfizer dari Amerika Serikat.
"Ketika terealisasi, akan kami lakukan vaksinasi untuk dosis kedua sehingga harapannya yang diterima vaksin Sinovac. Sementara untuk suntikan pertama tidak dipermasalahkan, baik dikasih Pfizer atau Moderna,” kata Aniq dikutip dari ANTARA, Selasa (13/7/2021).
Baca Juga: Tak Hanya di Kudus, Ganjar Sebut Varian Delta Sudah Ditemukan di Beberapa Wilayah Jateng
Aniq memaparkan, bahwa vaksin yang sudah terdistribusi ke sejumlah fasilitas kesehatan. "Diperkirakan penyuntikannya akan berakhir tanggal 17 Juli 2021 atau semua faskes di Kudus yang mendapatkan tugas penyuntikan vaksin rampung," kata dia.
Sementara, untuk stok vaksinasi saat ini, lanjut dia, difokuskan untuk penyuntikan kedua karena banyak warga Kudus yang sudah menjalani suntikan pertama segera memasuki jadwal penyuntikan keduanya.
Kendati begitu, realisasi penyuntikan vaksin antara suntikan pertama dan kedua masih terjadi ketimpangan.
Rinciannya, untuk realisasi penyuntikan pertama dari target 825.812 sasaran, baru mencapai 135.811 sasaran atau 16,4 pesen. Sedangkan suntikan kedua baru mencapai 46.190 sasaran, atau 5,6 persen.
Target sebanyak 825.812 sasaran itu sudah memasukkan kelompok remaja dengan target 161.146 sasaran. Selebihnya, untuk para tenaga kesehatan, pelayan publik, lansia, masyarakat umum dan masyarakat rentan.
Penulis : Hedi Basri Editor : Purwanto
Sumber : KOMPASTV