> >

Mulai Turunkan Investigator, KNKT Bakal Ikut Selidiki Tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali

Peristiwa | 30 Juni 2021, 13:57 WIB
TNI Angkatan Laut (AL) mengerahkan dua kapal perang (KRI) Rigel-933 dan KRI Soputan-923 guna mengevakuasi kapal KMP Yunice di perairan Gilimanuk, Bali, Selasa (29/6/2021). (Sumber: Dispenal)

BALI, KOMPAS.TV- Sejumlah investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bakal menyelidiki penyebab tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee di perairan Selat Bali pada Selasa (29/6/2021) malam.

Hingga saat ini, penyebab tenggelamnya kapal penumpang jenis kapal feri yang melayani rute Ketapang-Gilimanuk tersebut masih belum diketahui. 

"Peristiwa ini akan diinvestigasi KNKT di Kementerian Perhubungan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta di Kantor Gubernur Bali, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: KSOP: KMP Yunicee Diduga Tenggelam Karena Terseret Arus dan Diterjang Gelombang Tinggi

Menurut Samsi, selain KNKT, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) ikut menyikapi kecelakaan yang terjadi.

Karena peristiwa itu berada di antara dua wilayah, maka yang akan terlibat adalah BPTD Jawa Timur dan BPTD Bali-NTB.

"Masing-masing melakukan tugasnya lah untuk melihat seperti apa proses yang terjadi secara internal," ungkap dia seperti dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut Samsi mengatakan, pihaknya tidak ingin kejadian serupa terulang.

Baca Juga: KMP Yunicee Tenggelam: 11 Orang dalam Pencarian, Tim SAR Sisir Pantai Gilimanuk

Karena itu, harus dilakukan evaluasi seperti apa kondisi pemuatan hingga administrasi dalam kapal tersebut.

Hasil investigasi itu kemudian akan dievaluasi masing-masing pihak di sektor transportasi. 

"Kita utamanya sih berpikir bagaimana caranya mencegah hal ini terjadi lagi. Apakah misalnya muatan kita tata, kalau bisa kapal-kapal yang mengangkut barang itu ya bener-bener kapal barang," ungkap dia. 

Terkait dengan data manifes penumpang yang hingga saat ini masih terjadi perbedaan, Samsi mengaku hal itu disebabkan karana rumitnya sistem transportasi laut sehingga tidak bisa dikontrol secara menyeluruh.

Menurutnya, penyeberangan dengan kapal feri juga ibarat menyeberang di jembatan.

Mereka yang menyeberang terbiasa berlalu lintas tanpa pendataan.

Baca Juga: Detik-detik Tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali yang Dihantam Gelombang Tinggi dan Karam 5 Menit

"Misalnya ada di seberang mau ke ini, naik saja. Jadi langsung karena sudah biasa bolak- balik. Kadang-kadang hanya bilang, 'Pak, izin ikut'. Tapi ini (nanti) akan kita lihat seperti apa sebenarnya," tutur dia. 

Samsi pun meminta semu pihak untuk menyikapi peristiwa ini secara bersama-sama.

Masyarakat juga diimbaum embeli tiket kapal di situs resmi atau di pelabuhan atau agen perjalanan resmi. 

Selain bisa tercatat dengan baik, penumpang yang membeli tiket resmi juga akan mendapatkan asuransi perjalanan.

"Situasinya masih ada yang sembunyi-sembunyi, sulit juga kita kejar-kejaran terus. Tapi ini harus jadi pelajaran kalau kita memang mau nyeberang, ya, resmi saja supaya jelas," tandas dia.

Baca Juga: Daftar Identitas Korban Meninggal dan Selamat dalam Insiden Tenggelamnya KMP Yunice di Selat Bali

Penulis : Gading Persada Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU