Selain Varian Baru, Ini Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 Versi Epidemiolog UGM
Update corona | 21 Juni 2021, 13:31 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan terjadi di banyak daerah. Per Minggu, 20 Jni 2021, lonjakan kasus positif Covid-19 secara nasional mencapai 1.989.909 kasus.
Kondisi ini membuat epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama angkat bicara. Ia tidak menampik ada varian baru corona, yakni varian delta, yang ditengarai memicu penularan Covid-19 lebih cepat.
"Tapi bukan hanya disebabkan varian baru saja, akan tetapi karena masyarakat abai protokol kesehatan 5M dan kurangnya pemerintah dalam 3T," ujarnya, Senin (21/6/2021).
Baca Juga: Gubernur DIY Yakini Wisatawan Jadi Faktor Utama Lonjakan Kasus Covid-19
Menurut Bayu, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) perlu dievaluasi apalagi masyarakat semakin abai terhadap protokol kesehatan.
“PPKM mikro harus dievaluasi. Jangan diperpanjang tanpa evaluasi apapun karena kita tidak tahu kendala apa yang menyebabkan gagalnya PPMKM mikro," katanta.
Selain masalah 3M yang tidak dijalankan masyarakat, kata Bayu, ada peran pemerintah yang kurang terutama soal melawan hoaks dan orang-orang yang suka menyebarkan informasi salah.
Sekalipun kenaikan kasus positif Covid-19 tidak hanya terjadi di tanah air, tetapi juga di beberapa negara yang dulu dianggap sukses menekan laju Covid-19.
Bayu berpendapat hal ini tidak bisa disamakan. Sebab, sejak awal di Indonesia pemerintah tidak solid, 3T tidak merata dan cenderung kurang di banyak daerah.
Varian baru bukan 100 persen penyebab utama kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, melainkan ada kombinasi antara protokol kesehatan yang dilanggar terus-menerus melalui pelonggaran disertai varian baru.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV