> >

Kronologi Orang Tua Murid Tikam Kepsek Hingga Tewas, Emosi Anak Disuruh Pulang Tak Boleh Ikut Ujian

Peristiwa | 10 Juni 2021, 01:41 WIB
Ilustrasi jenazah korban pembunuhan (Sumber: Pixabay)

NTT, KOMPAS. TV - Seorang Kepala Sekolah Dasar Inpres (SDI) di Nangaroro, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial DA tewas setelah ditikam oleh orang tua murid berinisial EDL.

Kapolsek Nangaroro, Iptu Sudarmin Syafrudin, membenarkan bahwa korban sudah meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan.

Baca Juga: Oknum Kepala Sekolah Ditangkap Polisi Akibat Pesta Sabu

"Benar, saya sedang berada di ruang jenazah RSUD Ende," kata Iptu Sudarmin dikutip dari Tribunnews.com pada Rabu (9/6/2021).

Iptu Sudarmin menjelaskan, insiden penikaman yang mwninpa korban berinisial DA itu terjadi pada Selasa, 8 Juni 2021.

Sempat dirawat di Puskesmas Nagaroro, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende sekira pukul 19.00 Wita.

Korban baru tiba di RSUD Ende pada pukul 22.00 Wita. Keesokan harinya atau pada Rabu (9/6/2021) sekitar pukul 04:00 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Kepala Sekolah SD Inpres Ndora Tewas Usai Dianiaya Orangtua Siswa

Iptu Sudarmin mengungkapkan, kasus pembunuhan ini terjadi berawal ketika korban DA menyuruh anak pelaku pulang dan tidak boleh mengikuti ujian kenaikan kelas karena diduga belum melunasi uang sekolah.

Anak tersebut lalu pulang. Sesampainya di rumah, sang anak melaporkan kejadian yang dialaminya kepada orang tuanya.

Pelaku yang kadung emosi tak langsung datang ke sekolah sang anak, melainkan mendatangi rumah Kepala Desa Emilianus Meze.

Tujuan EDL datang ke rumah kepala desa untuk menyampaikan keluhan karena anaknya tidak bisa mengikuti ujian akhir kenaikan kelas.

Baca Juga: KKB Bakar Rumah Milik Kepala Sekolah saat Ditinggal Mengungsi, Kapolda Papua Ungkap Alasannya

Saat berada di rumah Kepala Desa Emikianus Meze, pelaku melihat sangkur milik tuan rumah yang digantung di dinding ruang tamu.

Tanpa berpikir panjang, pelaku EDL langsung mengambil benda yang dipajang itu. Tentu saja, EDL tidak memberitahukan kepala desa selaku pemiliknya.

"Saat itu juga pelaku menuju ke sekolah dan menanyakan kepada ibu Astin (guru/bendahara) tentang guru siapa yang menyuruh anaknya pulang. Namun tidak mendapat jawaban," ucap Sudarmin.

Pelaku lantas mencari-cari korban dan berhasil menemuinya. Korban yang melihat pelaku datang membawa senjata tajam mengancam bakal melapor ke polisi.

Baca Juga: Gegara Uang Tabungan Rp 12,5 Ribu, Kepsek dan Guru MI Sulut Tangan Siswa Sampai Melepuh

Alih-alih mengurungkan niat, pelaku justru malah langsung menikam korban. Tikaman tersebut mengenai bagian perut korban sebelah kanan.

"Setelah mendengar ancaman kepala sekolah, pelaku bangun dan langsung mencabut pisau sangkur dan langsung menikam korban mengenai bagian perut sebelah kanan," ucapnya.

Setelah itu, Sudarmin menambahkan, pelaku menyerahkan pisau sangkur itu kepada penjaga sekolah Heronimus Wonga.

Pelaku langsung menuju ke rumah kepala dusun Kristianus Meze untuk menyampaikan perbuatan yang telah dilakukannya tersebut.

Baca Juga: Anaknya Dipulangkan karena Uang Sekolah Belum Lunas, Orangtua Tusuk Kepsek hingga Tewas

"Pelaku meminta bapak dusun untuk bersama sama menyerahkan diri ke Polsek Nangaroro," ujarnya.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU