Jaringan Utama Kabel Bawah Laut Telkom Terputus di Ruas Biak-Sarmi, Selesai Diperbaiki Juni 2021
Berita daerah | 17 Mei 2021, 16:49 WIBSementara itu, Direktur Eksekutif Information and Communication Technologies (ICT) Institute, Heru Sutadi, saat dihubungi di Jakarta, mengungkapkan, pembangunan dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi berupa kabel laut tidaklah mudah.
Selain jangkar kapal, tantangannya adalah arus bawah air dan pergerakan tanah di bawah laut. Dalam sejumlah kasus, kapal yang digunakan untuk perawatan dan memperbaiki kabel harus sewa dari negara tetangga.
Dalam peristiwa di Papua, pembangunan dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi di darat pun berhadapan dengan kondisi geografis yang menantang. Ditambah lagi, belum semua jaringan terhubung memakai serat optik. Akibatnya, proses back up (cadangan) layanan telekomunikasi akibat putusnya kabel laut ruas Biak-Sarmi menggunakan satelit dan microwave radio tidak akan optimal.
“Kemampuan satelit ataupun microwave radio tidak setara dengan serat optik,” ujar Heru.
Menurut Heru, selain Indonesia bagian timur, ruas jaringan telekomunikasi berupa kabel laut di Indonesia bagian barat juga beberapa kali putus. Penyebabnya pun hampir serupa. Hanya saja, kapal yang dipakai untuk perbaikan biasanya bersiap di Batam atau di perairan Singapura sehingga pemulihan layanan telekomunikasi lebih cepat.
Oleh karena itu, imbuh Heru, jaringan back up selalu dibutuhkan, baik berupa kabel laut yang sengaja dibangun sebagai redudansi (redudant) maupun satelit. Kapal pemeliharaan kabel laut semestinya selalu bersiap sehingga mempercepat penanganan.
Baca Juga: Tak Hanya Palestina, Natalius Pigai Minta Jokowi Responsif Atasi Persoalan Kemanusiaan di Papua
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV