Pembersihan Tumpahan Minyak Pantai Karawang Diharapkan Memperhatikan Ekosistem Bawah Laut
Peristiwa | 29 April 2021, 12:51 WIBSelain itu, hasilnya juga harus disampaikan kepada masyarakat umum, sehingga memberi rasa aman bagi siapa saja yang akan datang.
Tangkolak menjadi bagian kecil dari kawasan pantai utara Jawa Barat yang masih memiliki gugusan terumbu karang. Hanya butuh waktu 20-45 menit menggunakan perahu nelayan dari bibir pantai di Karawang, untuk bisa menikmati gugus terumbu Ciparage dan Sendulang.
Di kawasan ini juga kerap ditemukan keramik dan koin yang diperkirakan berasal dari bangkai kapal era Hindia Belanda.
Hal serupa juga diutarakan oleh Ketua Koperasi Garam Segarajaya Kabupaten Karawang Aep Suhardi yang berharap penanganan tumpahan minyak bisa segera rampung. Ia mengungkapkan bahwa pada Juni 2021, petani garam akan memasuki masa produksi. Apabila air laut tercemar minyak, hasil dan kualitas produksi garam dapat terdampak.
”Kompensasi dari kejadian serupa dua tahun lalu saja ada yang belum dibayarkan. Jangan sampai tumpahan minyak ini terus berlarut dan membuat kami terus merugi,” ucap Aep.
Berkaca pada insiden yang sama bulan Juli 2019 lalu, sejumlah pembudidaya mengeluhkan endapan minyak berwarna kuning kecoklatan di kolam air garam. Spot minyak yang mengambang tersebar di lapisan permukaan air garam.
Akibatnya, mereka menahan diri tidak memasukkan air laut yang terpapar tumpahan minyak ke meja kristalisasi pada masa produksi Agustus dan September.
Tak hanya itu saja, kekhawatiran penurunan kualitas air laut juga diungkapkan Endi Muhtarudin (63), petambak udang di Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes.
Pasca insiden 2019 itu, tak sedikit petambak udang vaname yang panen sebelum waktunya lantaran khawatir akan memicu kematian udang. Endi mengaku merugi hingga miliaran rupiah akibat panen dini.”
Baca Juga: Pertamina Kebut Pembersihan Sisa Tumpahan Minyak di Pantai Karawang
Kualitas air pasti terganggu. Pihak Pertamina hendaknya lebih serius dalam penanggulangan ini. Jangan sampai terulang kembali,” ucapnya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV