BPOM Temukan Kerupuk Cumi Mengandung Boraks dari Pedagang Takjil di Bali
Peristiwa | 21 April 2021, 05:30 WIBBALI, KOMPAS.TV – Pecinta kuliner saat Ramadan harus waspada saat membeli aneka makanan untuk berbuka atau takjil.
Petugas gabungan dari Loka POM Buleleng, Dinas Kesehatan dan Koperindag Kabupaten Jembrana, Bali menemukan makanan untuk berbuka puasa yang mengandung bahan berbahaya jenis boraks.
Temuan ini dilakukan saat petugas Loka POM Buleleng melakukan sidak ke sejumlah pedagang makanan dadakan di bulan Ramadan di Loloan Barat. Sejumlah sampel makanan pun dibawa untuk diteliti.
Baca Juga: Waspada, Kerupuk Berbahan Boraks Sempat Beredar
Koordinator Fungsi Penindakan Loka POM Buleleng, I Gusti Ketut Rahadi menjelaskan dari 20 sample makanan berbuka yang di uji, satu makanan yakni kerupuk cumi yang positif mengandung bahan berbahaya jenis boraks.
Gusti menjelaskan satu sampel tidak memenuhi syarat tersebut sudah dimusnahkan agar tidak dijual lagi oleh pedagang.
“Badan POM dalam hal ini akan selalu memastikan obat dan makanan yang beredar baik itu makanan takjil layak aman dan bermutu untuk dikonsumsi oleh masyarakat,” ujar Gusti saat ditemui di sela operasi taksil, Selasa (20/4/2021).
Gusti memastikan petugas Loka POM Buleleng mengaku akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait asal kerupuk Cumi tersebut.
Baca Juga: Kolang-kaling Kaya Manfaat dan Gizi Jadi Menu Takjil
Pihaknya juga telah melakukan pembinaan kepada penjual makanan yang mengandung boraks tersebut. Jika membandel tetap menjual, Loka POM Buleleng akan menindak tegas sesuai Undang-Undang tentang Pangan dengan ancaman hukuman dua tahun penjara.
Sementara itu Ismail Said, pedagang takjil yang kedapatan menjual kerupuk mengandung boraks mengaku tidak mengetahui makanan yang dijualnya mengandung bahan berbahaya.
Ia menjelaskan kerupuk cumi yang didagangkan merupakan titipan.
Baca Juga: 5 Makanan yang Mudah Didapat Buat Penambah Stamina saat Berpuasa
"Kerupuk itu ada yang titip pak dari Loloan Barat juga tetangga saya pak. Setiap bulan puasa pasti dia titip kerupuk dengan saya,”ujar Ismail.
Ismail tidak menyangka kerupuk yang laris manis di bulan Ramadan itu ternyata mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan.
Setelah adanya temuan ini, Ismail mengaku tidak lagi mau lagi menerima titipan kerupuk cumi. Ia juga bakal mengembalikan kerupuk yang belum dijual ke pemiliknya.
“(kerupuk cimi) ya lumayan laku, ini laris manis. Ya setelah ada temuan dari balai POM ya saya mau mengantar bapak ke perusahaan ini pak, ndak berani saya jual lagi itu kan mengandung racun,” ujarnya.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV