Kronologi Benda yang Diduga Meteor Timpa Rumah Warga di Lampung Tengah
Peristiwa | 30 Januari 2021, 14:49 WIBLAMPUNG, KOMPAS.TV – Munjilah (60) warga Dusun 5 Astomulyo, Desa Muyodadi, Punggur, Lampung Tengah dikejutkan dengan benda jatuh dari langit, Kamis (28/1/2021).
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Munjilah beserta suami sempat mendengar dentuman dari bagian dapur .
“Saya sama suami langsung ke dapur. Di dinding bagian bawah ada batu," ujar dia, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Viral! Warga Dihebohkan Penemuan Batu Diduga Meteor
Munjilah juga menjelaskan pada tanah tempat batu itu terjatuh terdapat cerukan bekas dihantam benda keras.
Cerukan tersebut berdiameter 20 sentimeter dan berkedalaman enam sentimeter.
Tetangga Munjilah yang bernama Dalijo menjelaskan, dirinya dan beberapa warga yang sedang berkumpul juga mendengar dentuman serta kepulan asap dari langit.
Saat mendekat ke rumah Munjilah, Dallijo menembukan sebuah batu yang masih hangat di dapur rumahnya.
Baca Juga: Penjelasan LAPAN Terkait Suara Dentuman dan Benda Jatuh yang Diduga Meteor
“Saya sempat pegang, terasa agak hangat," ujar Dalijo.
Tanggapan LAPAN
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin mengatakan dari foto batu yang diunggah warga, belum bisa memastikan batu tersebut merupakan meteorit.
Menurut dia, diperlukan penelitian lebih jauh, untuk memastikan asal benda tersebut.
Sementara, melalui akun Twitter, Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, saat terdengar bunyi dentuman di Lampung, sensor seismic BMKG mencatat, beberapa anomali event.
Baca Juga: Batu Meteor Miliaran Milik Josua yang Viral Diberi Nama Kolang
Pada 24 Januari lalu, juga terdengar suara dentuman keras, yang diikuti dengan cahaya terang, melesat dari timur ke barat di Buleleng, Bali.
Pada saat yang sama, BMKG mendeteksi adanya anomali sinyal getaran berkekuatan 1,1 magnitudo, di Wilayah Singaraja, Bali.
Lapan menegaskan, pemicu dentuman di Buleleng, diduga sebagai asteroid, yang bergerak menembus atmosfer.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV