Dentuman di Buleleng Masih Misteri, BMKG dan Lapan Belum Bisa Pastikan Sumber Suara
Peristiwa | 25 Januari 2021, 09:26 WIBBULELENG, KOMPAS.TV – Pada Minggu (24/1/2021) siang, terdengar suara dentuman di wilayah Buleleng, Bali. Hingga saat ini, asal muasal suara dentuman itu masih misterius.
Pusat Gempabumi Regional (PGR) III Denpasar, menyampaikan adanya anomali sinyal yang terekam pada sensor di Singaraja milik BMKG, ketika dentuman terjadi.
"Begitu kami cek pada pukul 10.27 WITA ternyata ada anomali sinyal namun sinyal ini bukan sinyal seismik gempa bumi karena kami lihat tidak dicatat oleh beberapa sensor lain di sekitarnya. Tapi hanya terekam di sensor Singaraja saja," ujar observer PGR III Denpasar, Indira, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Ada masyarakat yang menduga, dentuman ini berasal dari gempa bumi. Namun demikian, Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa suara ledakan itu bukan berasal dari gempa bumi.
Baca Juga: Warga Buleleng Bali Heboh Suara Dentuman Keras, Berasal dari Mana?
"Setelah kami cek pada kira-kira pukul 10.27 WITA memang ada anomali sinyal di sensor Singaraja milik BMKG namun bukan merupakan sinyal seismik gempa bumi," tegasnya.
Indira menyampaikan pihaknya memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan lembaga-lembaga lain.
Kalau memang kesaksian masyarakat itu melihat meteor atau lain sebagainya, harus dikoordinasikan dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Menurutnya, untuk alat sensor itu sensitif terhadap banyak hal. Bisa karena gempa bumi, gunung api, nuklir dan semua peristiwa itu semua itu bisa tercatat. Tapi, ada klasifikasinya untuk menentukan sinyal seismik tersebut terjadi karena gempa bumi atau sinyal yang lain.
"Dari pola di seismogramnya ini kita bisa lihat. Kenapa kita bisa bilang ini bukan gempa bumi karena beberapa sensor yang terdekat dari sensor Singaraja ini tidak mencatat rekaman tersebut juga. Jadi hanya satu sensor saja yang merekam getaran yaitu Singaraja," paparnya.
Baca Juga: Ada Suara Dentuman Misterius di Buleleng, BPBD Bali: Kemungkinan dari Laut
Ia menambahkan durasi getaran yang tercatat pada sensor itu kurang lebih 20 detik dan kalau disetarakan dengan magnitudo setara dengan 1,1 magnitudo.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, Lapan belum bisa memastikan apakah suara dentuman tersebut disebabkan oleh meteor jatuh.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV