Tim Penyelam Polair Temukan Seragam dan Gaun Pengantin Tak Jauh dari Pulau Laki
Agama | 12 Januari 2021, 20:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Tim gabungan pencarian korban serta serpihan Sriwijaya Air SJ-182 menemukan seragam yang diduga milik pramugari dan gaun pengantin.
Ketua Tim Penyelam Dit Polair Polda Metro Jaya AKP I Ketut Suastika menjelaskan penemuan gaun pengantin berwarna putih dan seragam ini sekitar 2 mil dari Pulau Laki pada Senin (11/1/2021).
Lokasi di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang menjadi titik Sriwijaya Air hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021). Dikutip dari Antara.
Baca Juga: Tim Kopaska Angkat Puing-Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ182
Menurut Ketut Suastika selain gaun pengantin dan seragam, tim penyelam Polair juga menemukan sejumlah pakaian yang diduga milik penumpang Sriwijaya Air SJ-182.
Kemudian bagian tubuh korban, serpihan pesawat, pelampung, uang senilai Rp250 ribu serta tas berwarna merah.
Ketut Suastika mengatakan barang-barang tersebut ditemukan penyelam di kedalaman 17 hingga 19 meter dengan pencarian memakan waktu sekitar 40 menit di bawah laut.
Temuan tersebut sudah dibawa ke posko pencarian di JITC II, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk diproses lebih lanjut.
Baca Juga: Menhub: Sudah Diterima 60 Kantong Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air SJ182
"Barang bukti ini posisinya terpencar. Jadi, kita keliling atau berpencar," ujar Ketut Suastika.
Bagian Black Box ditemukan
Tim penyelam TNI AL menemukan bagian dari Black Box yakni alat perekam data penerbangan atau Flight data recorder (FDR).
FDR Black Box ini ditemukan di perairan sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pada 16.40 WIB, Selasa (12/1/2021).
Saat ini FDR tersebut sudah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diperiksa.
Baca Juga: FDR Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Begini Kronologinya
Kepala KNKT Soerjanto Thahjono menjelaskan pihaknya membutuhkan waktu 2 hingga 5 hari untuk mengunduh data dari Black Box Sriwijaya Air SJ-182.
"Kalau data berhasil dibuka kita nanti akan kami sampaikan garis besarnya," ujar Soerjanto di posko JITC II, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).
Adapun FDR ini Black Box ini berisi rekaman data penerbangan. Mulai dari waktu, ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, arah, kondisi pesawat, kecepatan angin saat penerbangan, dan akselerasi vertikal.
Kemudian tajuk magnet, posisi roda, stabilisator horisontal, aliran bahan bakar, dan seluruh indikator yang ada di pesawat. FDR ini bisa merekam 25 jam data penerbangan.
Baca Juga: Cerita Penemuan Kotak Hitam Sriwijaya Air: Detector Berubah-ubah hingga Banyak Tumpukan Puing
Nantinya lewat data-data tersebut yang tersimpan di penerbangan Sriwijaya Air SJ-182, tim KNKT bisa menganalisis penyebab terjadinya kecelakaan dan mengantisipasi kejadian serupa pada penerbangan lain.
Saat ini tim gabungan TNI AL dan Basarnas masih mencari bagian lain dari Black Box yakni Cockpit voice recorder (CVR) atau alat yang merekam percakapan pilot dan co-pilot Sriwijaya Air SJ-182.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV