> >

Ada Briket dari Tongkol Jagung dan Daun Jati

Berita daerah | 24 November 2020, 14:13 WIB
Sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA UNY berinovasi membuat briket berbahan tongkol jagung dan daun jati kering (Sumber: istimewa)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA UNY berinovasi membuat briket berbahan tongkol jagung dan daun jati kering. Hasilnya, limbah pertanian itu pun berpotensi menjadi bahan bakar alternatif.

Fina Indriyani, Afifah Fadilah Hasna, dan Ridzky Ardiyansah Jati memanfaatkan tongkol jagung dan daun jati kering karena kedua bahan itu melimpah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Kami berpikir bisa mengurangi limbah daun jati kering dan tongkol jagung yang hanya jadi limbanh yang terbuang,” ujar Fina, dalam siaran pers, Selasa (24/12/2020).

Baca Juga: Bakar Sate Dengan Briket Kulit Kopi

Biasanya, orang memanfaatkan daun jati kering untuk alas hewan ternak sapi.

Sementara Ridzky memaparkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan briket ini, yakni daun jati kering, tongkol jagung, tepung kanji, dan air. Ada dua proses yang harus dilalui dalam pembuatan briket ini.

Pertama, karbonisasi daun jati dan tongkol jagung. Kedua, pembuatan briket.

Proses pertama pembuatan briket adalah melakukan pengumpulan tongkol jagung dan daun jati lalu dibersihkan. Setelah itu, jemur tongkol jagung dan daun jati di bawah sinar matahari sampai kering.

Kemudian, tongkol jagung dan daun jati dimasukkan ke dalam drum secara terpisah dan dibakar. Api pembakaran jangan sampai terlihat membesar. Artinya, ketika muncul api harus dimasukkan tongkol jagung lainnya atau daun jati lainnya sehingga hanya asap yang terlihat ke luar.

Ketika tongkol jagung kelihatan sudah terbakar semua, segera tutup drum. Tunggu sekitar 15 menit sampai panas yang ada dalam drum hilang.

Setelah itu, arang dikeluarkan dan dipisahkan antara yang terbakar dengan yang tidak dan yang menjadi abu.

“Yang di ambil hanya yang menjadi arang,” ucapnya.

Baca Juga: Ternyata Bahan Bakar Briket Ini Terbuat dari Kotoran Manusia

Lalu giling arang pembakaran sampai halus dan siap dicetak menjadi briket.

Proses selanjutnya adalah pembuatan briket. Bubuk arang yang sudah jadi dimasukkan ke dalam tempat pencampur untuk dicampur kanji. Komposisinya arang sebanyak 90 persen dan air panas secukupnya.

Setelah bubuk arang tercampur dengan baik, maka adonan dikeluarkan dan dicetak menggunakan pipa tabung. Kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat awal briket. Simpan briket pada tempatnya, dan catat hasil pengukuran berat briket.

“Proses pengeringan briket butuh waktu dua sampai tiga hari, setelah itu briket bisa digunakan,” tuturnya.

Pembuatan briket dari limbah daun jati dan jagung ini sudah disosialisasikan kepada warga Tukluk, Tambakromo, Ponjong, Gunungkidul.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU