Suara Gemuruh dari Gunung Merapi, BPPTKG: Semua Sudah On The Track Jika Terdengar Lagi
Sosial | 16 November 2020, 19:23 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan terkait suara gemuruh di Gunung Merapi yang terdengar warga setiap hari.
Baca Juga: Barak Pengungsi Merapi di Sleman Semakin Lengkap dengan Ruangan Isolasi Covid-19
Warga lereng Gunung Merapi mendengar suara gemuruh setiap hari setelah gunung itu dinaikkan statusnya menjadi siaga (level III).
Menurut Hanik, kejadian tersebut dikarenakan adanya tekanan dari dalam.
"Penjelasan ilmiahnya terkait dengan terdengarnya suara gemuruh adalah, pada saat ada tekanan magma ke permukaan maka ada guguran-guguran terjadi," ujar Hanik saat dihubungi awaak media, Senin (16/11/2020), seperti dilansir Kompas.com
Hanik mengatakan, terjadinya tekanan magma ke permukaan membuat material-material yang berada di puncak Gunung Merapi menjadi tidak stabil sehingga terjatuh.
"Karena tidak stabil material tersebut ngglundung (terjatuh), sehingga membuat suara gemuruh tadi. Magma kan terus menuju ke permukaan, karena ada magma yang menuju permukaan material yang di atas jadi tidak stabil," tutur Hanik.
Masyarakat setempat sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan dan bersikap ketika terdengar suara gemuruh dari Gunung Merapi.
"Sudah kita sosialisasikan kepada masyarakat, BPBD juga sudah bergerak. Jadi, saya kira semua sudah on the track," kata Hanik.
Hanik mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengikuti informasi dari BPPTKG.
Jika mendapatkan informasi dan ragu-ragu akan kebenarannya dia mempersilahkan masyarakat untuk menghubungi BPPTKG.
Baca Juga: BPPTKG Prediksi Erupsi Gunung Merapi Lebih Besar dari Tahun 2016
"Kalau dapat informasi dan ragu akan kebenarannya bisa langsung konfirmasi ke kami, karena kami punya tim informasi," kata Hanik.
Menurut laporan, aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 15 November 2020 pukul 00.00-24.00 WIB terdengar suara guguran di lereng Barat Gunung Merapi sebanyak lima kali (lemah hingga keras) dari PGM Babadan.
Sebelumnya, berdasarkan laju rata-rata yang diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM), BPPTKG mencatat pada hari Kamis (12/11/2020) lalu, bahwa deformasi Gunung Merapi rata-rata 13 sentimeter per hari.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV