Madu Wanagama, Madu ala Peneliti UGM dengan Proses Tidak Lazim
Berita daerah | 9 November 2020, 12:03 WIBSebanyak 40 petani dari sejumlah kelompok tani lebah terlibat dalam pengembangan Madu Wanagama. Mereka berasal dari sekitar hutan wanagama, terutama Banaran dan Gading, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Produksi madu dari hutan wanagama mencapai 680 liter atau hampir sekitar 1 ton untuk satu musim. Hasil tersebut berasal dari sekitar 17 blok yang tersebar di enam petak wanagama dengan jumlah kotak lebah kurang lebih 500 sampai 600 koloni.
“Total kotak yang tersebar lebih dari 2000, namun hanya seperempat yang terisi koloni,” tuturnya.
Madu yang dipasarkan oleh Wanagama relatif lebih mahal ketimbang madu di pasaran, yakni berkisar Rp 600.000 sampai Rp 700.000 per liter.
Baca Juga: Detik-Detik Evakuasi Pencari Madu yang Jatuh ke Jurang
Pemanenan madu menggunakan cara yang unik, yakni ekstraksi madu dari sarangnya dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu di atas 70 derajat Celsius selama 20 menit.
Dwiko tidak menampik, cara ini menuai pro kontra karena ada literature yang mengatakan bakal terjadi kerusakan nutrisi dan kimia jika madu dipanaskan. Namun, ia menegaskan gal itu hanya berlaku untuk madu kemasan yang sudah keluar dari sarangnya.
Madu Wanagama sudah diteliti dan hasil uji kimia laboratorium konversi biomaterial Fakultas Kehutanan UGM menunjukkan proses ekstraksi madu dengan pemanasan lebih baik.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV