Saat Wayang di Yogyakarta Terdampak Pandemi Covid-19
Berita daerah | 22 Oktober 2020, 20:15 WIBYOGYAKARTA,KOMPAS.TV- Memasuki tahun kelima, penyelenggaraan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) diadakan berbeda. Perhelatan tahunan yang menjadi puncak acara HUT ke-264 Kota Yogyakarta ini ikut terdampak pandemi Covid-19.
Akibatnya, perayaan pun digelar secara virtual melalui live streaming YouTube, Rabu (21/10/2020) pukul 18.30 melalui saluran Pemkot Jogja, Dalang Seno, Ki Seno Nugroho, Labs Channel, dan Musisi Jogja Project.
Biasanya, WJNC diadakan dalam bentuk karnaval jalanan jalanan yang menggabungkan tokoh dan lakon pewayangan dengan seni koreografi, busana, serta musik kontemporer. Rute karnaval pun di tengah kota Yogyakarta, mulai dari Jalan Sudirman, penampilan di Tugu Yogyakarta, dan berakhir di Jalan Margo Utomo.
“Penayangan WJNC secara virtual ini tidak mengurangi nilai dan esensi pertunjukan,” ujar Maryustion Tonang, Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta, Kamis (22/10/2020).
Baca Juga: Keren! Mural Tokoh Wayang Ini Siap Menyambut HUT Republik Indonesia Ke-75
Ia bercerita, pada 19 Oktober 2020 sudah dilakukan pengambilan gambar di empat lokasi, yakni Pojok Benteng Gondomanan, Plaza Pasar Ngasem, Tugu Pal Putih, dan kawasan pedesterian Suroto.
Di Pojok Benteng, tampil mini orkestra yang membawakan lagu Yogyakarta, Anoman Obong, dan Kebyar-Kebyar, sementara tari Edan-edanan, Mentjoba, Guyub Nusontoro, dan Neng Omah Wae ditampilkan di Plaza Ngasem.
Di Tugu Pal Putih Yogyakarta tampil Tari Solah Buto dan Wadhana Ananggadipa, sedangkan di kawasan pedesterian Suroto menampilkan musik akustik yang membawakan lagu Jangan Salah Menilai, Seandainya Aku Punya Sayap, dan Layang Kangen.
Pementasan WJNC pada tahun ini mengambil Lakon Babad Alas Mertani. Menurut Maryustion, lakon ini dipilih karena relevan dengan kondisi saat ini.
Baca Juga: Tokoh Pewayangan Sosialisasikan Penggunaan Masker
Kisah wayang untuk merayakan HUT Kota Yogyakarta ini bercerita tentang Pandawa yang dihadapkan dengan tempat dan keadaan baru, yakni Alas Mertani.
“Semangat Tan Mingkuh Pandawa dalam memerangi musuh, tumapaknya pandawa di Alas Mertani, serta gandeng gendong mereka dalam menutupi masing-masing kekurangan merepresentasikan situasi sekarang,” ucapnya.
Ia berharap kisah wayang yang ditampilkan dalam WJNC Hut Kota Yogyakarta serta rangkaian acaranya dapat menginspirasi insan kreatif lainnya tanpa mengabaikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV