Mengenal Impostor Syndrome dan Cara Pencegahannya ala Psikolog UGM
Berita daerah | 19 Oktober 2020, 11:12 WIBNuning menilai, sindrom ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama kepada orang yang harus menunjukkan performa pencapaian intelektual. Biasanya ditemukan di seseorang yang baru memulai perjalanan karir atau intelektual dengan karakter perfeksionis.
Ia mengungkapkan ada sejumlah faktor yang memicu terbentuknya impostros syndrome, seperti pola asuh keluarga yang mengedepankan pencapaian intelektual tanpa pemahamanan merespons kesuksesan atau kegagalan dan tuntutan atau tekanan dari masyarakat tentang pentingnya kesuksesan yang dapat memicu pemikiran keliru bahwa seseorang akan berharga hanya jika ia berhasil.
Lantas, bagaimana cara mencegah supaya tidak mengalami impostor syndrome? Nuning menegaskan, seseorang harus menumbuhkembangkan pemahaman terhadap diri sendiri.
“Jika kesempurnaan bukan hal yang utama, yang terpenting adalah untuk melakukan yang terbaik,” tuturnya.
Baca Juga: 3 Ancaman Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Covid-19 Ala Psikiater UGM
Selain itu, seseorang juga harus mengenali dan menghargai kemampuan diri, termasuk mengapresiasi diri sendiri serta membicarakan keraguan yang muncul kepada mentor atau orang yang dipercaya.
Jika seseorang mencurigai dirinya mengalami impostor syndrome, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya.
"Kuatnya pemikiran yang keliru impostor syndrome memerlukan intervensi psikologis yang terstruktur, misalnya dengan terapi kognitif behavioral,” kata wanita yang sempat mengambil studi Clinical Psychology di Illionis Institute of Technology dan saat ini tengah menuntaskan studi doktoralnya di UGM.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV