Tambah Pasukan, TNI-Polri dan KKB akan Perang Terbuka di Intan Jaya?
Peristiwa | 22 September 2020, 23:40 WIBPAPUA, KOMPAS TV - Sebanyak lima Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang sebelumnya berada di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua disebut telah merapat ke Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya.
Untuk kemudian, mereka akan melancarkan serangan kepada aparat gabungan TNI-Polri.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan KKB tak cuma menjadikan Kabupaten Intan Jaya sebagai tempat persinggahan layaknya Tembagapura.
Baca Juga: KKB Ancam Tembak Jatuh Pesawat Sipil yang Angkut Pasukan TNI dan Polri
Namun, lebih dari itu. Paulus menyebut, KKB berniat menjadikan Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya sebagai wilayah perang.
Saat ini, kata Paulus, Distrik Hitadipa sudah dikuasai oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut.
Mereka berencana menjadikan distrik itu sebagai wilayah perang terbuka dengan aparat TNI-Polri.
"Daerah tersebut (Distrik Hitadipa) sudah dikuasai oleh KKB yang datang dari berbagai daerah," kata Paulus Waterpauw dikutip dari Kompas.com pada Selasa (22/9/2020).
"Mereka berencana menjadikan daerah tersebut sebagai lahan perang terbuka dengan TNI dan Polri."
Baca Juga: Dalam Seminggu KKB Bunuh 2 TNI dan 1 Warga Sipil, Diduga Cari Perhatian Jelang Sidang Umum PBB
Mengetahui pergeseran KKB ke wilayah tersebut, Paulus mengatakan, pihak TNI-Polri tak akan tinggal diam.
Saat ini, TNI dan Polri tengah berupaya untuk menambah atau mempertebal pasukan di Intan Jaya.
Tapi, sebelum pasukan gabungan TNI-Polri diterjunkan ke Distrik Hitadipa, mereka akan dikirim terlebih dahulu ke Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
Di Distrik Sugapa, kata Paulus, akan menjadi titik kumpul atau penumpukan pasukan TNI dan Polri sebelum digeser ke Distrik Hitadipa.
"Kekuatan kami sedang kami tebalkan di Distrik Sugapa, karena satu jalur poros yang harus di-back up berlapis baru bisa memasuki daerah Kampung Hitadipa," ujar Paulus.
Baca Juga: KKB Papua Tembak Pendeta hingga Tewas lalu Sebar Ftnah di Medsos
"Itu yang sedang kami upayakan dan bersinergi dengan teman-teman."
Namun demikian, Paulus menuturkan, proses pengiriman pasukan TNI-Polri ke lokasi yang akan dijadikan perang terbuka itu menemui kendala.
Agar pasukan TNI-Polri bisa merapat ke Distrik Sugapa saja, kata Paulus, pihaknya kesulitan. Sebab, akses menuju wilayah itu hanya bisa ditempuh lewat jalur udara.
Sementara itu, maskapai penerbangan sipil enggan mengangkut pasukan TNI dan Polri karena diancam akan ditembak jatuh oleh KKB. Hal itu sudah diperingatkan pihak KKB jauh-jauh hari.
"Beberapa awak penerbangan, mereka agak sedikit enggan mengangkut kami karena keselamatan mereka, dan itu wajar," katanya.
Baca Juga: Mengungkap Motif Teror KKB Di Papua
"Sementara kami masih mencoba menggunakan sarana dan fasilitas yang kami punya."
Tak hanya itu, Paulus menambahkan, aparat TNI-Polri juga akan kesulitan dalam menghadapi KKB nanti. Pasalnya, mereka kerap memakai masyarakat sebagai tameng hidup mereka.
"Mereka (KKB) selalu menggunakan tameng hidup (masyarakat), sehingga kami agak kesulitan melakukan penegakan hukum," ujar Paulus.
Seperti diketahui, KKB terus menebar teror dengan selama sepekan terakhir. Sebelum terjadi pembunuhan terhadap Pendeta Yeremias Zanambani, aksi kekejaman KKB di Intan Jaya sebelumnya di mulai pada Senin (14/9/2020).
Baca Juga: Apa Motif Teror KKB Di Papua? Ini Selengkapnya
Saat itu, dua tukang ojek mengalami luka tembak di lokasi yang sama tapi di waktu yang berdekatan.
Kedua korban bernama Laode Anas (34) yang terkena tembakan di lengan kanan, dan Fatur Rahman (23) yang mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian dahi dan hidung, serta perut menderita luka tembak.
Tiga hari berselang, KKB kembali beraksi di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa dan menyebabkan gugurnya Serka Sahlan dan seorang warga sipil, Bahdawi.
Terakhir, Babinsa Koramil Persiapan Hitadipa, Pratu Dwi Akbar Utomo gugur setelah mengalami luka tembak.
Baca Juga: KKB Makin Brutal, Anggota DPR Asal Papua Ini Langsung Temui KSAD Jenderal Andika Perkasa
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV