> >

23 Februari Memperingati Hari Internasional Memerangi Bullying, Begini Sejarahnya

Edukasi | 23 Februari 2024, 04:05 WIB
Ilustrasi. Hari Internasional Memerangi Bullying atau International Stand Up to Bullying Day yang diperingati setiap dua kali setahun (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS TV - Hari Internasional Memerangi Bullying, atau yang juga dikenal sebagai International Stand Up to Bullying Day, diperingati dua kali dalam setahun.

Biasanya, Hari Internasional Memerangi Bullying diperingati pada hari Jumat terakhir di bulan Februari dan November, dan tahun ini, Hari Internasional Memerangi Bullying jatuh pada Jumat, tanggal 23 Februari. 

Meskipun bullying atau perundungan adalah tindakan tidak terpuji, tetapi kasus ini masih kerap terjadi, terutama di lingkungan pendidikan. 

Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan mempromosikan tindakan bersama dalam mengatasi bullying, serta diharapkan dapat menjadi pengingat bagi semua orang untuk tidak terlibat dalam tindakan bullying

Lalu, bagaimana sejarah dari peringatan ini?

Baca Juga: Kasus Bullying Siswa SMA Binus Serpong Naik ke Penyidikan

Mengutip National Today, peringatan internasional ini bermula dari perundungan yang terjadi di sebuah sekolah di Nova Scotia, Kanada. Seorang murid di-bully hanya gara-gara ia mengenakan baju merah muda atau pink.

Dua siswa kelas 12 bernama Travis Price dan David Shepherd kemudian memutuskan beraksi membela rekan mereka yang dirundung.

Demi melawan aksi perundungan yang menimpa kawan mereka, Travis dan David kemudian membeli 50 kaus berwarna merah muda dengan harga diskon untuk dikenakan teman-teman mereka. Pada teman-teman mereka, Travis dan David mengirim pesan lewat surat elektronik atau surel agar mereka kompak mengenakan kemeja merah muda keesokan harinya.

Baca Juga: Binus Keluarkan Seluruh Siswa yang Terlibat Aksi Bullying Geng T, Murid yang Nonton Disanksi Tegas

Berkat Travis dan David, keesokan harinya, muncul 'lautan merah muda' dari siswa-siswi yang kompak mengenakan kaus dan kemeja merah muda di sekolah itu sebagai simbol perlawanan atas aksi perundungan yang menimpa rekan mereka. 

Tindakan mereka menarik perhatian di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, hingga membuat Hari Penegakan Internasional terhadap Penindasan pun menjadi viral di seluruh dunia pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Kasus Dugaan "Bullying" Siswa SMA Binus Serpong, Polisi Sebut Pelaku Lebih dari Satu Orang

 

 

Penulis : Almarani Anantar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : National Today


TERBARU