> >

7 Tips Membuat Cerita Pengalaman Liburan Sekolah yang Menarik, Berikut Contohnya

Sekolah | 18 Juli 2023, 14:53 WIB
Ilustrasi anak dan ibu berkebun. Ini tips membuat cerita pengalaman liburan sekolah (Sumber: Kompas.com)

Baca Juga: Penjelasan Kurikulum Merdeka Belajar yang Berlaku untuk SD, SMP, SMA 2023, Orang Tua Harus Tahu!

Contoh Cerita Pengalaman Liburan Sekolah

Berikut ini beberapa contoh cerita pengalaman libur sekolah yang bisa menjadi referensi untuk menyusun milikmu sendiri.

1. Pengalaman Waktu Liburan Sekolah (dikutip dari surabaya.go.id)

Hari ini aku bahagia karena akan berlibur di rumah nenek di desa. Aku sangat senang karena bertemu kakek dan nenek yang memang sudah lama tidak aku jumpai. Kota ini berada dekat dengan pengunungan jadi hawanya dingin dan sejuk.

Aku dan keluaga sampai juga di Kota Kutoarjo pada pukul 12.00 WIB. Turun dari bus, perutku terasa lapar dan haus. Ayah mengajak kami pergi mencari makan siang di daerah sekitar pasar dekat terminal. Di sana banyak sekali penjual makanan kaki lima. Mulai dari bakso dan makanan khas Kota Kutoarjo yaitu Kupat Tahu.

Makanan khas ini terdiri dari tahu dan kupat yang dipotong lalu disiram kuah kecap dengan taburan bawang goreng dan seledri segar. 

"Hmmmmm enaknya…," batinku sambal menelan ludah.

Selesai makan kami mencari angkutan umum agar segera sampai di rumah, kami sudah letih sekali. Sesampai di rumah nenek, ternyata sudah banyak saudara yang sudah menunggu.

2. Membantu Ibu

Di rumah saya membantu ibu saya memasak kue. Ketika saya membantu ibu, saya terlalu lama memanggan kue sehingga kuenya gosong. ibu memarahi saya dan menyuruh saya untuk mengulang membuat kue dari awal. saya malu,karena saat kami membuat kue,sepupu saya melihatnya dan menertawai saya. akhirnya dia pun membantu saya membuat kue. setelah membuat kue,saya membersihkan rumah,mencuci piring dan menyapu halaman. semua pekerjaanku dibantu oleh sepupu saya sehingga semuanya terasa mudah.

3. Pergi Memancing Bersama Ayah

Ketika saya libur sekolah, ayah saya pernah sekali mengajak saya pergi memancing bersamanya di sungai pada hari minggu pagi. Sungai itu terbentang membelah kebun kelapa sawit milik kami. Kami sarapan dulu di rumah dan kemudian berangkat sangat pagi dengan menggunakan sepeda motor.

Saat kami sampai di kebun kami, ayah saya memarkir motor itu di bawah pondok. Dia memintaku untuk mengumpulkan beberapa kayu kering dan rumput atau daun kering. Ketika saya sudah mengumpulkan kayu dan daun kering yang cukup, ayah saya menyalakan api di tengah tungku. Dia bilang bahwa asap dari api tersebut akan menakuti beberapa hewan berbahaya seperti beruang dan babi hutan untuk mendekat ke pondok sehingga hal itu akan membuat kami lebih aman.

Setelah membersihkan beberapa rumput liar disekitar pondok, ayah saya memberi saya sebuah cangkul dan meminta saya untuk menggali tanah untuk mencari cacing. Saat saya sudah memiliki jumlah cacing yang cukup, saya membawanya ke ayah saya dan kami langsung pergi ke sungai.

Kami memasang cacing di kail sebagai umpan untuk menangkap ikan. Sebagai pemancing pemula, saya tidak bisa memasang cacing pada kail dengan benar, dan terlihat seakan akan itu hampir jatuh dari kail, tapi ayah saya bilang itu tidak apa apa.

Ayahku baik sekali mau mengajarkanku dengan sabar hingga pada akhirnya aku bisa dengan sendirinya memancing serta mendapat hasil tangkapan berupa udang. Pada akhirnya saya sudah mengerti trik dan caranya dan berhasil menangkap udang yang banyak. Kemudian sebelum kami pulang ke rumah, kami memasak udang itu di pondok dan menyantapnya bersama.

4. Liburan ke Rumah Nenek

Keluarga saya dan saya pergi ke rumah nenek saya di Yogyakarta bulan lalu. Itu merupakan perjalanan pertama saya ke kota ini. Kami pergi ke sana dua hari setelah upacara wisuda kakak saya di Semarang. Kami sampai di Yogyakarta pada malam hari. Kami menghabiskan satu minggu tinggal di rumah nenek saya yang berjarak 5 menit jalan kaki dari jalan Malioboro.

Pada pagi hari pertama, kami masih terlalu lelah setelah perjalanan panjang dari Semarang ke Yogyakarta. Jadi kami memutuskan untuk tetap di rumah untuk mengisi tenaga kami. Saya berjalan jalan di lingkungan rumah bersama kakak saya untuk merasakan bagaimana rasanya berada di Yogyakarta.

Pada hari kedua, kami semua pergi ke jalan Malioboro. Kami sekeluarga pada akhirnya membeli beberapa oleh-oleh berupa tas, gantungan kunci, makanan dan beberapa dagangan lainnya untuk dibawa kerumah saat kami pulang.

Pada hari ketiga, kami pergi ke beberapa tempat wisata dan kuliner makanan seperti Taman Sari dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Resto Makanan khas Yogya seperti Gudeg. Saya menyadari bahwa ternyata Yogyakarta sangat panas pada siang hari, inilah alasannya mengapa kami memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di dalam bangunan ber AC seperti ini.

 

 



 

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Surabaya.go.id, Sonora.co.id


TERBARU