Guru Besar: Wujudkan Perdamaian di Asia Tenggara hingga Dunia melalui Media Pendidikan
Edukasi | 25 Mei 2023, 05:45 WIBJAKARTA.KOMPAS.TV - Pendidikan berperan penting mewujudkan perdamaian di tingkat Asia Tenggara hingga dunia.
Pernyataan Guru Besar (Profesor) Gunawan Suryoputro dari Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) ini diungkapkan pada saat seminar internasional Indonesia-Malaysia Outlook yang bertajuk The Role of Indonesia and Malaysia for the Peace of Southeast Asia and the World Civilization di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Menurut Gunawan, melalui perhelatan internasional Malaysia dan Indonesia ini bisa mewujudkan lebih banyak upaya perdamaian.
"Perdamaian dapat diwujudkan dengan adanya kesatuan antara ide dan gagasan serta terobosan yang membangun untuk masa depan. Pendidikan memiliki posisi penting mewujudkan hal tersebut. Karena setiap upaya perdamaian akan lebih berpengaruh melalui media pendidikan yang terstruktur,” ujar Prof Gunawan yang Rektor Uhamka melalui keterangan tertulisnya kepada Kompas.tv, Rabu.
Baca Juga: Uhamka Raih Akreditasi Unggul dari BAN-PT, Kemendikbudristek: PTS Lain Tingkatkan Mutu Pembelajaran
Pakar Hubungan Internasional dari kampus yang sama, Sudarnoto Abdul Hakim menjelaskan, melalui seminar Internasional Indonesia-Malaysia Outlook itu dapat membangun situasi Asia Tenggara yang kondusif untuk membangun ekonomi dan peradaban yang kokoh.
Ia mengatakan, keamanan dan perdamaian menjadi penting beriringan dengan stabilitas ekonomi serta politik karena hal ini sebagai syarat terwujudnya demokrasi.
“Kedua negara ini (Indonesia dan Malsysia) harus tampil sebagai negara dan bangsa yang kuat secara ekonomi serta politik. Peran diplomatik dua negara melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sangat penting membangun dunia aman tanpa peperangan, genosida dan menyelesaikan krisis kemanusiaan,” kata Sudarnoto.
Karena itu, menurutnya, harus dibangun aliansi global di mana Indonesia dan Malaysia bisa secara maksimal memainkan peran strategis.
“Saya melihat Anwar Ibrahim adalah tokoh penting dalam sejarah perjalanan politik Malaysia. Sebagai seorang muslim sejati, intelektual, kritis dan terbuka, ia memperkenalkan konsep Malaysia Madani. Ide ini penting dan memiliki spirit sama dengan Islam Berkemajuan," ungkapnya.
Pada waktu yang sama, Sudarnoto yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri itu meluncurkan buku bertajuk Malaysia, yakni "Malaysia Jalan Terjal Menuju Bangsa Demokratis".
"Menurut saya, sebagaimana yang saya jelaskan dalam buku saya, bahwa dua gagasan itu (Malaysia Madani dan Islam Berkemajuan) sangat dibutuhkan untuk memperkokoh demokrasi di dua negara ini,” tuturnya.
"Tapi hal ini tidak mudah dan menghadapi tantangan besar. Saya berharap para pembaca dapat mengenal lebih negara tetangga kita yaitu Malaysia agar dapat menjalin sinergi dengan baik," imbuhnya.
Bagi Secretary General Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), Mohammad Fazril bin Mohd Saleh, perhelatan pada seminar internasional itu momen penting untuk dikembangkan lagi di berbagai tempat dan sektor.
Oleh karena itu, ia berharap ada resolusi dan tindakan melaksanakan proses peningkatan hubungan Indonesia dengan Malaysia.
“Harapan kami ada sebuah resolusi yang dapat membuat hubungan Indonesia dan Malaysia semakin kompleks dalam berbagai lapisan, bukan hanya antar pemerintah tetapi juga seluruh sektor lainnya saling berhubungan, termasuk ABIM untuk masyarakat Indonesia,” ujar Mohammad Fazril.
Baca Juga: Fenomena Krismuha: Potret Toleransi dari Pinggiran Indonesia
Gunawan menambahkan, narasumber pada diskusi seminar internasional ini berasal dari Indonesia dan Malaysia.
Mereka adalah Prof. M. Din Syamsuddin, Assoc Prof Sohirin Solihin, Chusnul Mar’iyah Ph.D, Dr. Nazaruddin Nasution, Sen. Mohd Yusmadi bin Moh Yusoff, Lili Yulyadi Arnakim, Ph.D, dan Assoc Prof Zulkifli Hasan.
Penulis : Deni Muliya Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV