Kata Pengamat soal Asisten Kluivert di Timnas Indonesia, Alex Pastoor dan Denny Landzaat
Sepak bola | 9 Januari 2025, 07:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali menilai kedatangan dua asisten pelatih dari Belanda dapat membantu Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. PSSI sendiri telah mengumumkan dua nama sebagai asisten Kluivert, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Alex Pastoor sendiri merupakan pelatih berpengalaman di papan atas sepak bola Belanda. Bahkan, Pastoor pernah memimpin tiga klub promosi ke Eredivisie Belanda, yakni Excelsior Rotterdam, Sparta Rotterdam, dan Almere City.
Sebelum menjadi asisten Patrick Kluivert, Pastoor pernah menjadi pelatih kepala atau manajer di tujuh klub yang berbeda, termasuk raksasa Republik Ceko, Slavia Praha, dan klub papan atas Belanda, AZ Alkmaar (interim).
Baca Juga: Kata Patrick Kluivert usai Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia: Kami Ingin Lolos ke Piala Dunia
Akmal menilai Alex Pastoor dapat menjadi otak strategi Timnas Indonesia pada era Patrick Kluivert nanti.
"Mungkin peran Alex Pastoor sebagai ahli strategi ini yang diharapkan bisa setidaknya membuat para pemain lebih bisa memahami bagaimana filosofi bermain yang dikembangkan," kata Akmal dalam program "Kompas Petang" Kompas TV, Rabu (8/1/2025).
Sementara itu, mengenai Denny Landzaat, Akmal menyebut eks pemain Wigan Athletic itu dapat membina kedekatan dengan para pemain. Pasalnya, kata Akmal, Landzaat memiliki darah keturunan Maluku sehingga dinilai dapat membina hubungan dekat dengan pemain Indonesia.
"Denny Landzaat ini kebetulan adalah mantan pemain Timnas Belanda di Piala Dunia (U20) '95 dan 2006 yang kebetulan berdarah Maluku, jadi setidaknya ada kedekatan emosional dengan para pemain yang dari Indonesia," katanya.
Sementara itu, pengamat sepak bola, Weshley Hutagalung menilai penunjukan trio Belanda di tim kepelatihan Timnas Indonesia kemungkinan sesuai dengan kebijakan PSSI yang mengandalkan naturalisasi. Menurutnya, PSSI telah mengeluarkan biaya politik yang tinggi untuk melancarkan program naturalisasi.
"Mungkin dengan kehadiran pemain-pemain diaspora dan pelatihnya sekarang dari luar yang satu bahasa, satu karakter, mungkin itu dianggap mempercepat chemistry, kalau mengharap hasil belum tentu," kata Weshley.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV