> >

Kerusuhan Suporter di Bandung, Pengamat: Manajemen Persib Tidak Peka

Sepak bola | 24 September 2024, 20:17 WIB
Situasi usai pertandingan Persib melawan Persija tampak para oknum suporter masuk ke tengah lapangan untuk menyerang steward yang sedang bertugas di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (23/9/2024). (Sumber: ANTARA/Rubby Jovan.)

BANDUNG, KOMPAS.TV - Insiden kerusuhan yang terjadi seusai laga Persib Bandung vs Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Senin (23/9/2024), masih menjadi sorotan publik sepak bola Indonesia.

Pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, menilai ketidakpekaan manajemen Persib terhadap situasi menjadi pemicu ketidakpuasan yang berujung pada kerusuhan tersebut.

"Sebelumnya kan melakukan demonstrasi ke kantor Persib tapi tidak mendapatkan respons yang memuaskan menurut saya. Dan inilah yang menjadi awal ketidakberesan di pertandingan melawan Persija," kata Anton dalam program Kompas Petang di KompasTV, Selasa (24/9/2024).

"Karena menurut saya, tanpa membenarkan tindakan Bobotoh, tapi yang harus menjadi evaluasi adalah ketidakpekaan manajemen Persib saat situasi pertandingan dengan Persija dan Persib. Karena sebelumnya ada kasus yang tidak terselesaikan."

"Paling tidak ada jawaban yang cukup memuaskan bagi para Bobotoh sehingga mereka dingin dan tidak melakukan aksi balas dendam," ujarnya.

Anton mengungkapkan, tanpa membenarkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum Bobotoh, manajemen Persib harus mengevaluasi respons mereka terhadap tuntutan pendukung.

"Jadi, sekali lagi tanpa membenarkan tindakan Bobotoh, manajemen Persib menurut saya adalah juga salah dalam hal ini," lanjut pria yang akrab disapa Bung Joy itu.

"Mereka harus berkaca bahwa tindakan Bobotoh ini adalah akibat ketidaktegasan manajemen Persib dalam kasus pemukulan dan pelecehan terhadap Bobotoh perempuan," imbuhnya.

Baca Juga: Ricuh Usai Laga Persib vs Persija, Viking: Masalah Komunikasi Mendasar antara Klub dan Suporter

Kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan Persib vs Persija itu pecah ketika sekelompok oknum Bobotoh dari arah Tribune Selatan dan Tribune Utara turun ke lapangan dan menyerang steward pertandingan. 

Mereka bahkan melempari steward dengan kursi yang biasanya digunakan fotografer di pertandingan.

Insiden ini merupakan buntut dari ketidakpuasan atas dugaan intimidasi dan kekerasan yang dialami seorang Bobotoh di ruang ganti Persib pada laga melawan Port FC di ajang AFC Champions League 2 pada 19 September lalu. 

Selain itu, ada pula laporan dugaan pelecehan verbal terhadap Bobotoh perempuan oleh oknum steward.

Pada Sabtu (21/9/2024), massa Bobotoh mendatangi kantor Persib di Jalan Sulanjana untuk menuntut investigasi internal yang transparan.

Namun, respons manajemen yang dinilai lambat dan kurang memuaskan memicu kekecewaan yang berujung pada kerusuhan seusai laga melawan Persija.

Lebih lanjut, Anton menilai harus ada tindakan tegas dari PSSI dan PT LIB berupa sanksi untuk semua pihak yang terlibat kerusuhan, termasuk manajemen Persib.

"Kalau untuk Bobotoh yang sudah terbukti melakukan pemukulan atau penganiayaan harus ada sanksi misalnya tidak boleh menonton Persib seumur hidup," ujarnya.

"Tapi juga terhadap pemain yang memukul Bobotoh juga harus ada sanksi juga. Terhadap Persib sendiri harus dijatuhkan sanksi juga karena pihak yang paling bertanggung jawab pada kerusuhan kemarin ketika melawan Persija adalah adalah justru manajemen Persib," tegas Anton.

Baca Juga: Fakta-Fakta Kerusuhan Suporter usai Laga Persib Vs Persija: Kronologi hingga Sikap LIB

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU