> >

Turki Was-Was, UEFA Investigasi Merih Demiral Terkait Gestur Kontroversial di Euro 2024

Sepak bola | 3 Juli 2024, 18:22 WIB
Merih Demiral dari Turki (kanan) melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua timnya dalam pertandingan babak enam belas besar antara Austria dan Turki di turnamen sepak bola Euro 2024 di Leipzig, Jerman, Selasa, 2 Juli 2024. (Sumber: AP Photo/Ebrahim Noroozi)

LEIPZIG, KOMPAS.TV — UEFA meluncurkan investigasi terhadap pemain sepak bola Turki, Merih Demiral, yang diduga melakukan tindakan tidak pantas setelah merayakan gol dengan gestur tangan kontroversial di Euro 2024.

Pada pertandingan yang berlangsung hari Selasa (2/7/2024) kemarin atau Rabu (3/7/2024) dini hari, Demiral mencetak dua gol yang membawa kemenangan 2-1 bagi Turki melawan Austria.

Hasil tersebut cukup untuk memastikan tim asuhan Vincenzo Montella mendapatkan tempat di perempat final Euro 2034.

Namun kontroversi muncul setelah Demiral mencetak gol kedua, di mana ia tampak membuat gestur tangan yang terkait dengan organisasi ultra-nasionalis Turki, Ulku Ocaklari, atau yang lebih dikenal sebagai Gray Wolves.

UEFA mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa mereka telah menunjuk seorang penyelidik untuk menyelidiki tindakan Demiral. Meski demikian, UEFA tidak menyebutkan kapan investigasi tersebut akan diselesaikan. 

Pertandingan Turki berikutnya adalah melawan Belanda di perempat final Euro 2024 yang dimainkan di Berlin pada hari Sabtu (6/7/2024).

Baca Juga: Daftar Tim Lolos Perempat Final Euro 2024: Belanda dan Turki Lengkapi Bracket

Demiral tak asing dengan kontroversi. Pada tahun 2019, ia adalah salah satu dari 16 pemain Turki yang ditegur karena membuat salut gaya militer pada pertandingan, bertepatan dengan operasi militer yang dilakukan Turki di Suriah.

Gray Wolves didirikan sebagai sayap pemuda dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP), yang saat ini bersekutu dengan partai Presiden Recep Tayyip Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan.

Dalam dekade setelah pendiriannya pada tahun 1960-an, kelompok ini sering dituduh terlibat dalam kekerasan bermotif politik, terutama terhadap kelompok kiri.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU