Euro 2024: Ada Tangan Dingin Eks Bayern Munchen di Balik Keajaiban Georgia Melaju ke Babak 16 Besar
Sepak bola | 27 Juni 2024, 10:00 WIBGELSENKIRCHEN, KOMPAS.TV - Keajaiban diperlihatkan Georgia di Euro 2024 dengan lolos ke babak 16 besar meski ini menjadi keikutsertaan pertamanya.
Apalagi, hal itu dipastikan dengan mengalahkan salah satu favorit juara Euro 2024, Portugal.
Georgia mengalahkan Portugal 2-0 pada laga Grup F di Arena Aufschalke, Kamis (27/6/2024).
Baca Juga: Georgia Ukir Sejarah di Euro 2024, Melenggang ke 16 Besar Usai Hantam Portugal Tanpa Balas
Gol Kvicha Kvaratskhelia di menit ke-2, dan George Mikautazde lewat ekseskusi penalti (57), menjadi penentu kemenangan tim berjulukan The Crusaders itu.
Hasil tersebut membuat Georgia ke babak 16 besar sebagai bagian dari tim peringkat ketiga terbaik.
Kesuksesan tersebut jelas tak bisa dilepaskan dari sosok eks Bintang Bayern Munchen Willy Sagnol.
Ia mampu membuat generasi emas Georgia menjadi tim menakutkan dan diperhitungkan.
Bermaterikan pemain muda yang bermain di liga besar Eropa, seperti Giorgi Mamadarshvili (Valencia), Giorghi Chakvetade (Watford), Mikautadz (Metz), dan Kvaratskhelia (Napoli).
Sagnol berhasil meluberkan mereka dengan pemain senior seperti Guram Kashia, Girgi Kvilitaia dan Giorgi Loria.
Bahkan para senior rela menjadi penyokong bagi pemain muda yang saat ini tengah bersinar.
Sagnol sendiri tak menyangka timnya mampu menang melawan Portugal, dan lolos ke fase knock-off.
“Saat Anda merupakan tim kecil, Anda tak memiliki kerugian apa pun,” ujar pelatih asal Prancis itu dikutip dari The New Straits Times.
“Satu-satunya hal yang kami katakan sebelum kompetisi adalah apa pun yang terjadi, kami tak ingin ada penyesalan setelah kompetisi, penyesalan karena mungkin tak memainkan sepak bola kami atau mungkin tak menikmati kompetisi ini seperti seharusnya,” ujarnya.
Sagnol diangkat sebagai pelatih Georgia sejak Februari 2021, usai dirinya tanpa klub setelah meninggalkan Bayern Munchen sebagai pelatih interim pada 2017.
Keputusannya melatih Georgia pun mengejutkan, mengingat sepak bola negara tersebut jauh dari ingar bingar sepak bola Eropa.
Ia pun mengungkapkan alasannya memilih Georgia sebagai tim yang dilatihnya.
“Saya tak memiliki alasan apa pun dengan Georgia, jadi ketika saya menemukan mereka ingin memakai jasa saya, ‘Kenapa Georgia?’ Saya juga tak tahu,” katanya kepada FIFA.
Pelatih berusia 47 tahun itu pun menegaskan Federasi Sepak Bola Georgia selalu mendukungnya.
Padahal Kepala Federasi Sepak Bola Georgia, Levan Kobiashvili merupakan salah satu musuh besarnya ketika masih bermain.
Kobiashvili merupakan mantan andalan Schalke 04, salah satu musuh bebuyutan Bayern di era Sagnol bermain.
Baca Juga: Hasil Euro 2024 Malam dan Dini Hari Tadi: Portugal Dikalahkan Georgia, Belgia dan Rumania Imbang
“Skuad membutuhkan suntikan pemain muda untuk starter, dan kami memiliki naik dan turun. Tetapi federasi selalu mendukung saya dalam aspek ini, yang mana penting bagi saya,” kata Sagnol.
Pada babak 16 besar, Georgia akan menghadapi tim kuat lainnya, Spanyol.
Keajaiban Georgia pun diharapkan bisa berlanjut ketika melawan La Furia Roja.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The New Strait Times/FIFA