Saran Jacksen F Tiago, Mantan Pelatih Timnas untuk Nasib Skuad Indonesia U17
Sepak bola | 22 November 2023, 17:25 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Langkah Tim Nasional (Timnas) Indonesia U17 terhenti dan hanya mampu berada di penyisihan grup ajang Piala Dunia U17 2023 yang saat ini sudah memasuki babak 16 besar.
Soal nasib tim yang diarsiteki Bima Sakti itu selanjutnya akan dikemanakan mendapat perhatian dari Jacksen F Tiago, mantan pelatih Timnas Indonesia.
Bagi seorang Jacksen F Tiago, rencana Timnas Indonesia U17 yang akan menjalani pemusatan latihan atau training center (TC) jangka panjang bukan sebuah solusi untuk keberlangsungan skuad tersebut. Dia menyarankan, Arkhan Kaka Putra Purwanto dan kolega untuk segera dikembalikan ke klub masing-masing.
"Segera kembalikan mereka ke kompetisi yunior sesuai usianya, ada Elite Pro Academy," imbuh Jacksen saat menjadi pembicara di konferensi pers Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Solo, Rabu (22/11/2023).
Baca Juga: Rekap Hasil Piala Dunia U17 FIFA Indonesia Malam Ini: Argentina Pesta Gol, Maroko Menang Adu Penalti
Selain itu, jika berlatih di luar negeri, pria yang saat ini sebagai Direktur Teknik Persis Solo itu meminta untuk tidak serampangan memilih negara. Baginya, hanya ada 8 negara di luar Indonesia yang layak sebagai lokasi pemain-pemain Timnas Indonesia U17 menempa diri.
Kedelapan negara itu mulai dari Brasil, Spanyol, Inggris, Prancis, Portugal, Jerman, Belgia, dan Italia.
"Delapan negara-negara tersebut punya pembinaan usia muda yang luar biasa. Lingkungan dan atmosfer di sana sudah benar-benar menunjukkan kompetisi sepak bola profesional sebenarnya. Beda dengan kompetisi di Liga 1, yang harus diakui, tidak baik lingkungannya," papar dia.
Dalam perspektif Jacksen, terutama berkaitan dengan perbedaan kultur sepak bola antara asalnya di Brasil dengan Indonesia, aspek pertama ialah profesionalisme.
Jika sudah terjun di dunia sepak bola, kata pria yang sudah banyak melatih tim sepak bola di Indonesia itu, para pemain akan mengerahkan seluruh tenaga dan fokus. Sebab, mereka menganggap bahwa sepak bola merupakan salah satu pintu untuk memperbaiki derajat hidup keluarganya.
Sementara itu, para pemain Indonesia masih belum bisa sepenuhnya mencurahkan waktu untuk sepak bola. Setidaknya, itu terbukti dari para pemain yang terikat status dengan instansi lain, baik itu di dunia pemerintahan, militer, hingga pekerjaan sampingan.
“Yang membedakan Brasil dengan Indonesia terutama berkaitan dengan aspek profesionalitas. Kebanyakan pemain Indonesia berpikir bahwa sepak bola itu masih sekedar hiburan, bukan profesi utama," tutur dia.
“Sedangkan para pemain di Brasil tidak. Kalau kami bekerja di dunia sepak bola, fokus kami seratus persen untuk sepak bola. Sehingga, kami menanggapi setiap aktivitas sepak bola itu sebagai kesempatan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan kita dan keluarga. Sehingga, di situ ada perbedaan dari aspek profesionalisme,” lanjutnya.
Baca Juga: Piala Dunia U17 2023: Uzbekistan Percaya Diri Bisa Singkirkan Inggris di Babak 16 Besar
Selain itu, ia juga menyebut soal keseriusan setiap klub di Brasil untuk fokus membina pemain muda. Berbagai infrastruktur yang dibutuhkan bagi pemain tersedia dengan baik.
“Di Brasil, setiap klub memiliki psikolog, terutama untuk pembinaan usia dini. Sebab, seorang pemain muda itu dianggap sebagai sebuah aset yang sangat berharga bagi klub. Sehingga, semua infrastruktur yang dibutuhkan pemain untuk berkembang itu tersedia,” jelasnya.
“Kami biasanya berlatih jam tiga sore. Namun, pemain sudah datang ke klub jam sepuluh pagi. Setelah datang, mereka masuk laboratorium terlebih dahulu untuk tes kesehatan, lalu makan siang. Selanjutnya, mereka sempat beristirahat, lalu melanjutkan aktivitas di pusat kebugaran sebelum melanjutkan aktivitas latihan di lapangan.” tandas Jacksen F Tiago.
Penulis : Gading Persada Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV