> >

Ukraina Ancam Boikot Olimpiade 2024 jika Rusia-Belarusia Ikut, Minta Dukungan Negara Lain

Kompas sport | 4 Februari 2023, 16:59 WIB
Ilustrasi. Menteri Olahraga Ukraina Vadym Huttsait kembali mengancam akan memboikot Olimpiade Paris 2024 jika atlet Rusia dan Belarusia diizinkan ikut turnamen, Jumat (3/2/2023). Huttsait pun mengaku bahwa Kiev akan melobi negara lain untuk mendukungnya. (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS.TV - Menteri Olahraga Ukraina Vadym Huttsait kembali mengancam akan memboikot Olimpiade Paris 2024 jika atlet Rusia dan Belarusia diizinkan ikut turnamen, Jumat (3/2/2023). Huttsait pun mengaku bahwa Kiev akan melobi negara lain untuk mendukungnya.

Sejauh ini, belum ada negara yang mengumumkan akan memboikot Olimpiade Musim Panas 2024. Tindakan seperti demikian akan menjadi perselisihan terbesar di Olimpiade sejak era Perang Dingin.

Baca Juga: Atlet Rusia dan Belarusia Dipertimbangkan Bisa Ikut Olimpiade, Ukraina Sontak Caci IOC Bau Darah

Ukraina sendiri telah mendapatkan dukungan dari Polandia, Denmark, dan negara-negara Baltik. Mereka menentang rencana Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang berencana mengizinkan delegasi Rusia dan Belarusia berpartisipasi sebagai "atlet netral", tidak menjadi representasi negara tertentu.

"Kami tidak bisa berkompromi atas admisi atlet-atlet Rusia dan Belarusia," kata Huttsait dikutip Associated Press.

Menteri Olahraga Ukraina itu merujuk invasi Rusia ke negaranya, kematian atlet-atlet Ukraina akibat perang, serta penghancuran fasilitas-fasilitas olahraga untuk menentang rencana IOC.

Huttsait, juga berstatus kepala Komite Olimpiade Ukraina, mengaku pihaknya belum menyepakati boikot terhadap Olimpiade, tetapi telah menyetujui rencana mengajak entitas-entitas olahraga penting untuk menentang rencana IOC, termasuk mendiskusikon kemungkinan boikot.

"Sebagai opsi terakhir, tetapi saya garisbawahi, ini adalah opini pribadi saya, jika kami tidak berhasil, maka kami harus memboikot Olimpiade," kata Huttsait.

Sementara itu, Rusia menyambut secara hati-hati kebijakan IOC untuk memberi atlet-atletnya kesempatan. Namun, Moskow mendesak IOC untuk menanggalkan syarat yang menggugurkan atlet yang dianggap "secara aktif mendukung perang di Ukraina."

Kepala Komite Olimpiade Rusia sekaligus rekan setim Vadym Huttsait di Olimpiade 1992, Stanislav Pozdnyakov menyebut syarat itu diskriminatif.

IOC sendiri berencana untuk menerima kembali atlet Rusia dan Belarusia berpartisipasi di Olimpiade. Alasannya, IOC mengaku tidak bisa mendiskriminasi atlet hanya karena kewarganegaraan.

Baca Juga: Jerman Setujui Pengiriman Puluhan Tank Leopard 1 yang Sudah Tua ke Ukraina

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU