Pria Iran Tewas Ditembak Gara-gara Rayakan Kekalahan Timnas Negaranya di Piala Dunia 2022
Sapa qatar | 1 Desember 2022, 12:29 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Seorang pria Iran tewas ditembak oleh pasukan keamanan setelah rayakan kekalahan timnas Iran di Piala Dunia 2022.
Iran kalah dari Amerika Serikat (AS) 0-1 pada laga Piala Dunia 2022, Selasa (29/11/2022) waktu setempat di Stadion Al-Thumama, Doha, Qatar.
Akibat kekalahan tersebut, timnas Iran tersingkir dari ajang sepak bola dunia itu.
Insiden ini terjadi saat demonstrasi anti-pemeritah Iran terjadi di dalam dan di luar stadion di Qatar, dan di seluruh Iran.
Baca Juga: Kata Lionel Messi Usai Gagal Penalti: Tim Tampil Lebih Kuat Setelah Kesalahan Saya
Menurut aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), pria Iran bernama Mehran Samak, 27 tahun, ditembak mati setelah membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, kota di Pantai Laut Kaspia, barat laut Teheran.
“Samak menjadi target langsung dan ditembak di kepalanya oleh pasukan keamanan, menyusul kekalahan tim nasional melawan Amerika,” tutur Grup HAM Iran (IHR) yang berbasis di Oslo, Norwegia, dikutip dari The Guardian, Rabu (30/11/2022).
Laga antara AS dan Iran di Piala Dunia mengikuti tensi tinggi kedua negara yang telah memutuskan hubungan diplomatik lebih dari 40 tahun lalu.
Pertandingan tersebut juga menyusul demonstrasi besar yang dipicu kematian seorang perempuan Mahesa Amini di dalam tahanan, setelah ditangkap karena tak mengenakan jilbab.
Menurut IHR, pasukan keamanan Iran telah menewaskan sedikitnya 448 orang dalam tindakan keras terhadap para demonstran, termasuk 60 anak di bawah usia 18 tahun, dan 29 perempuan.
Kematian Samak, rupanya sampai ke pemain timnas Iran, Saeid Ezatolagi, yang juga berasal dari Bandar Anzali.
Baca Juga: Ben White Tinggalkan Skuad Inggris di Piala Dunia 2022, Ada Apa?
Ternyata pemain klub Denmark, Vejle itu kenal dengan Samak dan merupakan temannya bermain bola di masa kecil.
Ezatolahi pun memposting foto mereka bersama di masa kecil di Instagram.
“Setelah kekalahan yang pahit tadi malam, kabar meninggalnya Anda menyulutkan api di hati saya,” kata Ezatolahi di Instagram, yang menggambarkan Samak sebagai teman setim di masa kecil.
“Suatu hari topeng itu akan jatuh, dan kebenaran akan muncul. Ini bukan apa yang pantas bagi pemuda kita. Ini bukan apa yang bangsa kita pantas dapatkan,” ujarnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian