> >

Ketika Sepatu Aremania Jadi Senjata Melawan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Sepak bola | 13 Oktober 2022, 10:15 WIB
Sepasang sepatu korban tragedi stadion kanjuruhan Malang. 132 orang tewas terinjak-injak menyelamatkan diri usai dihujani tembakan gas air mata. (Sumber: AP Photo/Hendra Permana)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sepatu-sepatu yang tertinggal dan berserakan saat malam kelam tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu ternyata jadi alat Aremania, julukan fans Arema FC, untuk melawan gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah stadion. 

Tembakan gas air mata itu memicu para penonton berhamburan dan berdesak-desakan menuju pintu keluar stadion. Efeknya, ratusan Aremania tumbang dan jadi korban, termasuk perempua dan anak-anak.  

Sepatu-sepatu Aremania jadi perlawanan atas tembakan gas air mata dari pihak kemanan itu dibenarkan oleh Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara. 

Beka, sapaannya, menyebutkan bahwa sepatu yang berserakan itu digunakan untuk dilemparkan Aremaia ke arah lapangan, tempat para polisi berada dan berusaha memukul mundur suporter ke lapangan. 

 

Para polisi ini juga menembakkan gas air mata ke arah tribun dan dibalas dengan para Aremania yang mencopot sepatu yang mereka pakai, serta dilemparkan sebagai bentuk senjata. 

Beka menyebutkan, sepatu itu sebagai senjata Aremania lantaran ketidakberdayaan mereka hadapi gas air mata.  

“Senjata untuk melawan sebetulnya. Ketidakberdayaan itu, sehingga sepatu yang dipakai,” kata Beka Rabu (12/10/2022) dalam konferensi pers temuan Investigas Komnas HAM. 

Baca Juga: Bek Asing Arema Kisahkan Detik-Detik Horor Tragedi Kanjuruhan: Koridor Penuh Darah dan Sepatu Orang

Hal senada juga dipaparkan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam yang mengatakan, dalam invesigasi mereka, banyak sisa-sisa bekas lemparan sepatu yang tertinggal di Stadion Kanjuruhan Malang.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU