Bonek Rusak Fasilitas Stadion, Pengamat: Pelaku Bisa Dipidana
Sepak bola | 16 September 2022, 10:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat sepak bola dari Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, menyayangkan ulah sejumlah oknum Bonek yang merangsek ke lapangan dan merusak sejumlah fasilitas stadion.
Aksi Bonek ini diduga lantaran kecewa dengan performa Persebaya Surabaya yang dikalahkan tim debutan RANS Nusantara FC 2-1 pada Kamis (15/9/2022).
Akmal menyebutkan, pelaku perusakan fasilitas stadion bisa dipidana.
“Aksi perusakan yang dilakukan Bonek bukan contoh yang dibenarkan. Harusnya mereka punya cara yang lebih elegan mengkritik kinerja tim kesayangannya dengan cara-cara yang elegan," paparnya saat dihubungi KOMPAS.TV, Jumat (16/9/2022).
"Bukan melakukan perusakan fasilitas umum. Bahkan pelaku perusakan bisa dipidanakan," sambungnya.
Baca Juga: Respons PT LIB Imbas Bonek Masuk Lapangan dan Chaos: Rusak Stadion Pelanggaran Hukum
Ia pun menyebut pentingnya menerapkan regulasi suporter. Sebab, klub-klub di Indonesia, menurutnya, tidak punya aturan terkait suporter.
"Regulasi suporter menjadi faktor penting yang harus dibuat dan disosialisasikan kepada suporter agar terbangun kesadaran bersama untuk dilaksanakan di kompetisi sepak bola Indonesia," papar Akmal.
"Aturannya belum ada, makanya PSSI harus segera membuat regulasi suporter. Agar ada payung hukum yang kuat untuk menjatuhkan sanksi sekaligus menertibkan suporter," sambungnya.
Baca Juga: Kronologi Bonek Geruduk Kantor Persebaya hingga Chaos, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Regulasi Harus Dibikin PSSI
Akmal lantas menyebut, PSSI harusnya membuat regulasi terkait suporter. Regulasi dinilai penting untuk masa depan sepak bola Indonesia, serta melindungi suporter.
"Regulasi yang pasti dan kuat dengan sanksi keras tanpa 'negosiasi' menjadi kunci untuk mempercepat pembangunan industri sepak bola Indonesia masa depan. FIFA Security and Safety Stadium Regulation perlu disosialisasikan," jelasnya.
"Suporter harus mendapatkan edukasi terkait regulasi, rule of the games (aturan main, red) serta tentunya pemahaman terhadap hal-hal yang boleh dan haram ketika menonton satu pertandingan," sambungnya.
Sebagai informasi, Football Spectator Act (FAS) atau Undang-Undang Penonton Sepak Bola diberlakukan di Inggris mulai tahun 1989. UU tersebut diterapkan untuk mencegah hooliganisme.
Kata Akmal, hal ini perlu dicontoh dan diberlakukan di Indonesia.
"FSA mewajibkan seluruh suporter di Inggris memiliki kartu keanggotaan dari klub yang mereka dukung. Tujuannya untuk database. Suporter yang membuat rusuh, bisa dengan mudah diidentifikasi," sambung Akmal.
Lantas, bagi para suporter yang berulah, dengan aturan tersebut, keanggotaannya bisa dicabut.
"Mereka akan dicabut kartu anggotanya serta tak boleh menonton pertandingan seumur hidup di stadion bila dinyatakan bersalah. FSA juga mengatur Badan Otoritas Lisensi, yang bertugas memberi, atau mencabut izin sebuah stadion untuk menyelenggarakan pertandingan," jelasnya.
"Kewenangan besar ini diberikan agar tak ada lagi stadion yang tingkat keamanannya rendah," sambungnya.
Baca Juga: Pengamat: Apapun Alasannya, Vandalisme di Lingkungan Sepak Bola Haram Hukumnya
Seperti diberitakan sebelumnya, suporter Persebaya Surabaya, Bonek, ngamuk usai timnya kembali menelan kekalahan dari RANS Nusantara FC di laga lanjutan Liga 1, Kamis (15/9/2022).
Bertanding di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Green Force takluk dengan skor 1-2. Kekalahan tersebut menjadi yang ketiga kalinya secara beruntun dialami oleh Persebaya setelah sebelumnya takluk kepada PSM Makassar dan Bali United.
Setelah pertandingan antara Persebaya dan RANS berakhir, Bonek langsung menjebol pagar pembatas tribun dan merangsek ke tengah lapangan.
Sejumlah suporter lalu merusak papan iklan, gawang, bangku pemain serta berbagai fasilitas yang ada di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV