Klub Inggris Diminta Boikot Final Liga Champions Jika Tetap Dimainkan di Rusia
Kompas sport | 24 Februari 2022, 00:30 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss berpendapat, apabila ada klub Inggris yang mencapai final Liga Champions harus memboikot laga tersebut jika diadakan di St Petersburg, Rusia.
Final Liga Champions musim 2021-2022 akan digelar pada 28 Mei di Gazprom Arena, St Petersburg, Rusia.
Beberapa hari terakhir muncul desakan kepada UEFA untuk memindahkan venue laga puncak tersebut dari Rusia setelah meningkatnya krisis di Ukraina.
Desakan itu salah satunya datang juga dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Johnson mengatakan, pada hari Selasa (22/2/2022) kemarin tidak ada peluang untuk mengadakan turnamen sepak bola di Rusia yang menyerang negara-negara berdaulat.
Inggris telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia di tengah kekhawatiran invasi skala penuh yang direncanakan.
Setelah sang Perdana Menteri, kini giliran Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss yang merasa bahwa Rusia tak bisa menjadi tuan rumah final Liga Champions.
"Ya. Jika saya jadi mereka, saya akan memboikotnya," jawab Truss saat ditanya apakah klub Inggris harus memboikot final jika tetap berlangsung di Rusia dikutip dari BBC, Rabu (23/2/2022).
"Saya pribadi tidak ingin bermain dalam pertandingan sepak bola di St Petersburg mengingat apa yang dilakukan rezim Putin," imbuhnya.
Baca Juga: Rusia-Ukraina Kian Panas, UEFA Mungkin Pindahkan Laga Final Liga Champions dari Saint Petersburg
Sebelumnya, Truss juga sudah mengatakan bahwa ia akan sangat terkejut jika UEFA tetap menggelar laga final Liga Champions di Rusia.
"Saya akan terkejut jika pertandingan dimainkan," kata Truss kepada BBC Radio 4.
"Saya tidak percaya itu harus dimainkan di St Petersburg. Saya pikir itu adalah hal yang salah pada saat ini dengan apa yang dilakukan Rusia secara internasional untuk mengadakan turnamen sepak bola di sana," tuturnya.
UEFA hingga saat ini memang belum memutuskan apakah final Liga Champions akan tetap dilangsungkan di Rusia atau tidak.
Banyak pertimbangan yang dipilih UEFA mengingat mereka juga mempunyai kerja sama bernilai besar dengan perusahaan gas asal Rusia, Gazprom.
Gazprom merupakan perusahaan gas terbesar di Eropa yang terdampak dengan meningkatnya krisis di Ukraina.
Proyek pipa Nord Stream 2 mereka terancam setelah Rusia mulai mengirimkan pasukan ke wilayah perbatasan Ukraina.
Dari sisi pemain, bintang Manchester City asal Ukraina Oleksandr Zinchenko pun merasa prihatin dengan apa yang menimpa negaranya.
Namun ia menegaskan bahwa bangsanya tidak akan menyerah meski diinvasi oleh Rusia.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Ingin Final Liga Champions Dipindah dari Rusia
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : BBC