FAM Investigasi Dugaan Match Fixing saat Duel Indonesia vs Malaysia di Piala AFF 2020
Kompas sport | 23 Januari 2022, 07:50 WIB"Laporan yang disampaikan mengecewakan," ujar Dell, dikutip dari New Straits Times.
"Bukan sesuatu yang saya harapkan karena tidak komprehensif, tidak mengandung banyak fakta tentang pertandingan, tidak ada masalah teknis yang mengatakan mengapa mereka gagal dan itu membuat saya kecewa."
"Cheng Hoe tidak mau tampil untuk diwawancarai, sama dengan asisten pelatih (Balachandran)."
Baca Juga: Kim Pan-gon Resmi Ditunjuk Sebagai Pelatih Timnas Malaysia, Kontrak Berapa Lama?
"Ada diskusi dari panel kami untuk mendapatkan informasi karena kami perlu memverifikasi dan mengklarifikasi temuan dengan kedua belah pihak."
"Saya sempat menghubunginya (Cheng Hoe) melalui telepon, tetapi jika dia hadir, mungkin akan ada lebih banyak informasi yang diperoleh," jelas mantan Sekjen FAM itu.
Kendati demikian, badan investigasi tersebut menyimpulkan 10 temuan yang menyebabkan Timnas Malaysia gagal di Piala AFF.
Temuan tersebut di antaranya adalah pandemi Covid-19, kemampuan pemain, permainan tim kurang harmonis, hingga persiapan waktu yang singkat.
Datuk Dell juga mengungkapkan dirinya menerima laporan dari para pemain Timnas Malaysia bahwa skuad terbelah menjadi tiga kelompok, yakni pemain lokal, pemain naturalisasi, serta pemain warisan.
Sementara itu, masalah match fixing atau pengaturan pertandingan sepak bola memang masih marak di kawasan Asia Tenggara.
Belum lama ini, ada 45 pemain Laos terkena hukuman dari FIFA, tidak boleh berkecimpung di dunia seumur hidupnya.
Hal itu juga disebabkan karena kasus pengaturan pertandingan.
Sementara itu, Indonesia sempat terlibat pada Piala Tiger 1998 kontra Thailand.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Gading-Persada
Sumber : New Straits Times