Pengamat Sepak Bola: Indonesia dan Singapura Sama-Sama Tahu Kelebihan dan Kekurangan Lawan
Kompas sport | 25 Desember 2021, 20:37 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Timnas Indonesia dan Singapura sudah saling memahami kelebihan dan kekurangan lawan dalam partai semifinal leg kedua Piala AFF 2020.
Hal itu disampaikan oleh pengamat sepak bola Kesit B Handoyo, dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Sabtu (25/12/2021).
“Yang jelas Indonesia pasti sudah tahu kelebihan maupun kekurangan Singapura. Pun sebaliknya, Singapura juga punya pengalaman baik bagaimana mengatasi perlawanan Indonesia,” ucapnya.
Kesit berpendapat, hasil imbang 1-1 di laga pertama sebenarnya cukup bagus untuk kedua tim, artinya dalam melakoni laga kedua tidak ada yang diuntungkan dan dirugikan.
Meski demikian, partai semifinal kedua ini akan menjadi partai yang sangat krusial bagi Indonesia.
Menurutnya, jika berkaca pada hasil imbang pada leg pertama, salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia akhirnya harus meraih hasil seri adalah soal stamina.
Baca Juga: Dua Pengamat Sepak Bola Soroti Kompetisi yang Bergulir di Tanah Air
“Ketika di babak kedua, praktis para pemain Indonesia seperti kehabisan bensin, sehingga sulit untuk bisa meredam gempuran-gempuran yang dilancarkan oleh Singapura yang justru mampu bangkit untuk mengejar ketertinggalan di babak pertama.”
Untuk menghadapi Singapura pada leg kedua ini, yang paling penting untuk timnas Indonesia adalah konsentrasi tetap harus tinggi, fokus tetap harus tinggi.
“Bahwa Singapura menurut saya bukanlah lawan yang lebih hebat dari Malaysia. Kalau kita melihat level, sebenarnya Indonesia dan Singapura ini sama.”
“Kans untuk memenangkan pertandingan ini sama besarnya. Indonesia juga memiliki kans besar untuk menang, pun Singapura juga memiliki kans yang besar,” ucapnya.
Hanya saja, Singapura diuntungkan karena mereka tuan rumah, mereka akan mendapat dukungan penuh dari publik Singapura.
Tapi dari sisi teknisnya, paing penting adalah para pemain Indonesia jangan sampai kehilangan konsentrasi dan jangan merasa cepat puas ketika sudah unggul.
“Harus mengejar gol sebanyak-banyaknya untuk mengamankan peluang lolos ke final.”
Dalam pertandingan ini, lanjut Kesit, kedua tim menyimpan senjata pamungkas, yakni Singapura menyimpan Iksan Fandi sementara Indonesia menyimpan Irfan Jaya.
Baca Juga: Piala AFF: Striker Singapura Sebut Elkan Baggott Jadi Celah Pertahanan Timnas Indonesia
Menurutnya, Singapura menyimpan Iksan karena Singapura menilai Indonesia tidak akan kuat bermain full menyerang full selama 90 menit.
“Dengan menurunkan Iksan Fandi di babak kedua tentunya bisa membuat pemain ini lebih leluasa mengacak-acak pertahanan Indonesia, kalau Indoensia tidak mampu mencetak gol di menit-menit awal,” urainya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV