Gareth Southgate: Pemain Sepak Bola yang Belum Vaksin Terpengaruh Teori Konspirasi Covid-19
Kompas sport | 9 Oktober 2021, 17:01 WIBANDORRA, KOMPAS.TV - Pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate, menyebut beberapa pemain sepak bola yang belum divaksin telah terpengaruh teori konsipirasi Covid-19.
Timnas Inggris sendiri akan melakoni laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Andorra di Stadion Estadi Nacional, Andorra pada Minggu (10/10/2021) pukul 01.45 WIB.
Sempat ada kebakaran di Estadi Nasional pada Jumat (8/10) kemarin, tetapi laga tetap dilanjutkan.
Dalam konferensi pers jelang pertandingan, Southgate menyoroti masalah vaksinasi Covid-19 untuk para pemain sepak bola.
Dirinya juga membela keengganan para pemain timnas Inggris untuk mendukung vaksinasi secara umum, kendati vokal pada masalah sosial lainnya.
Baca Juga: Ada Orang Menolak Vaksin Covid, Juergen Klopp: Saya Tidak Mengerti
Masalah ini menjadi terbilang sensitif di kamp latihan The Three Lions, terutama untuk pemain berusia muda.
Mengutip BBC, bek Inggris yang bermain untuk AC Milan, Fikayo Tomori dan Jesse Lingard berargumen bahwa vaksinasi Covid-19 adalah pilihan personal. Terlebih, Tomori paham langkah yang dilakukannya akan memengaruhi orang banyak.
"Kami adalah figur publik, saya pasti mengerti mengapa orang bertanya-tanya, 'Jika mereka akan vaksin, saya akan vaksin', 'Jika mereka tidak akan vaksin, saya tidak akan vaksin'," tutur Tomori.
Sementara itu, Tammy Abraham merupakan satu-satunya pemain timnas Inggris yang secara publik menyatakan sudah divaksin Covid-19.
Southgate berpendapat bahwa usia sangat berpengaruh dalam keputusan seseorang, terutama figur publik untuk memutuskan mengumumkan apakah sudah divaksin covid-19 atau belum.
Pelatih berusia 50 tahun tersebut menyebut di usia seperti Fikayo Tomori, 23 tahun, mudah untuk terpengaruh teori konspirasi.
Dari data pemerintah Inggris di situs resmi mereka, Gov.uk per 30 September 2021, sekitar 60 persen atau lebih orang dalam rentan usia tipikal pesepak bola profesional (18-36 tahun) telah mendapatkan vaksin dosis pertama.
Persentase tersebut memang lebih rendah dibandingkan usia tipikal pelatih sepak bola macam Gareth Southgate (40-69 tahun) yang mencapai angka 75 persen.
Baca Juga: Pfizer Ajukan Permohonan pada AS untuk Sahkan Vaksin Anak-Anak di bawah 12 Tahun
"Mudah bagis saya yang sudah berusia 50 tahun. Pada usia muda, mereka lebih terbuka dengan beberapa teori konspirasi karena mereka membaca lebih banyak apa yang ada di media sosial," tutur Southgate, dikutip dari The Guardian.
“Saya akan merasakan bahwa orang yang lebih muda berada pada skala yang berbeda dalam hal penyerapan kepada orang yang lebih tua."
“Mereka tampaknya lebih rentan terhadap posting media sosial atau menjalani kehidupan mereka di media sosial, di mana banyak teori itu mungkin berlimpah," imbuh eks pemain Middlesbrough.
Sang pelatih sendiri sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19 dan mendukung gerakan tersebut secara terbuka. Dirinya juga percaya bahwa program vaksin adalah langkah paling rasional.
"Bisakah saya mengatakan program vaksin 100 persen aman? Saya tidak bisa, karena bukan ahli kimia dan saya bukan dokter dan bukan ilmuwan," lanjut Southgate.
"Saya bisa membayangkan kita tidak bisa di posisi ini jika program vaksin massal tanpa penelitian, dukungan pemerintah, dan orang-orang medis."
"Saya percaya diri bahwa saya sudah divaksin," tandas sang pelatih.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Fadhilah
Sumber : The Guardian/BBC Sport/Gov.uk