> >

Park Ji-Sung Minta Suporter Manchester United untuk Tidak Rasis kepada Pemain Korea Selatan

Kompas sport | 4 Oktober 2021, 19:57 WIB
Mantan pemain Manchester United asal Korea Selatan, Park Ji-sung (Sumber: transfermarkt.com)

MANCHESTER, KOMPAS.TV - Mantan gelandang tim nasional Korea Selatan, Park Ji-sung, meminta suporter Manchester United (MU) untuk menghentikan lagu-lagu berstereotip negatif tentang negaranya. 

Legenda Manchester United tersebut tahu bahwa suporter tidak bermaksud menghinanya dengan chant yang mengandung guyonan tentang orang-orang Korea suka makan daging anjing. 

Akan tetapi Park ingin mengedukasi para suporter MU bahwa kata-kata dalam chant tersebut menyakiti dirinya dan para pemain lain dari Korea Selatan. 

Kepada UTD Podcast, Park mengutarakan pendapatnya setelah kembali mendengar chant tersebut dalam laga tandang MU ke markas Wolverhampton Wanderers pada bulan Agustus silam. 

Dalam laga tersebut, tuan rumah memperkenalkan pemain anyarnya dari Korea Selatan, Hwang Hee-chan. 

Baca Juga: Terima Cerca Maki Rasis dari Juventini, Mike Maignan: Ini Pasti akan Terulang Lagi!

"Saya tahu fans United tidak bermaksud menyerang Hwang dengan lagu itu. Tetapi tetap saja, saya akan mengedukasi fans untuk berhenti menyanyikan kata itu [daging anjing] yang biasa pada masa kini sudah dianggap hinaan rasial kepada orang Korea," sebut Park dikutip dari manutd.com. 

Pemain yang dijuluki The Lunged Park karena energi bermainnya yang luar biasa, adalah pemain tersukses Asia di Eropa. Park Ji-sung telah mengumpulkan 19 trofi, termasuk satu gelar Liga Champions. 

Menurut Park, budaya memakan daging anjing di Korea sudah mulai hilang. 

"Mendengarkan nyanyian itu bahkan 10 tahun kemudian, saya merasa kasihan pada saya yang lebih muda yang mencoba mengatasi ketidaknyamanan yang saya rasakan saat itu," lanjut Park.

Baca Juga: Mantan Kiper Arsenal Dipecat dari Hertha Berlin Usai Kirim Pesan Rasis Melalui WhatsApp

"Saya juga merasa bertanggung jawab atas orang-orang muda yang masih didiskriminasi sebagai orang Asia atau Korea, dan berjuang dengan ketidaknyamanan semacam itu."

"Di Korea, banyak hal telah berubah. Memang benar bahwa secara historis kami makan daging anjing, tetapi akhir-akhir ini, terutama generasi muda, mereka sangat tidak menyukainya. Budayanya telah berubah," pungkas eks pemain PSV Eindhoven. 

 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : manutd.com


TERBARU