Cerita Haru Ibunda Windy Cantika saat Menyaksikan Kesuksesan Putrinya di Olimpiade Tokyo 2020
Olimpiade tokyo | 24 Juli 2021, 20:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Walau hanya menyaksikan lewat layar televisi, tapi uraian air mata Siti Aisah tak terbendung saat menyaksikan putrinya, Windy Cantika Aisah, meraih medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Siti Aisah mengaku turut mengantar Windy melalui uraian doa yang dilafalkannya dari rumah.
“Saya terus berdoa selama Cantika tampil. Dada saya berdetak sangat sangat kencang apalagi melihat Cantik sempat dua kali mengalami kegagalan di angkatan snatch," kata Siti Aisah dalam pernyataanya kepada Komite Olimpiade Indonesia, Sabtu (24/7/2021).
"Begitu Cantika meraih medali perunggu tak terasa air mata deras mengalir pipi saya. Begitu juga suami dan adik-adiknya yang sengaja berkumpul di rumah juga ikut meneteskan air mata kebahagiaan,” sambung Siti Aisah.
Siti Aisah mengaku sangat bangga karena dalam debutnya di Olimpiade, lifter berusia 19 tahun itu harus menghadapi lawan-lawan kelas dunia. Belum lagi, kondisi Windy yang sempat terpapar Covid-19 pada akhir tahun lalu, sehingga harus menjalani isolasi mandiri selama sebulan.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Windy Cantika Sukses Sumbang Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo
Keinginan Siti Aisah agar Windy Cantika bisa lebih sukses dari dirinya di dunia angkat besi kini telah terpenuhi.
Seperti diketahui, bakat Windy Cantika pada cabor angkat besi bisa dibilang menurun dari Siti Aisah.
Siti Aisah adalah seorang atlet angkat besi kenamaan Indonesia. Ia juga mencatatkan prestasi gemilang bagi Tim Merah putih. Siti pernah merengkuh medali perunggu di Kejuaraan Dunia Angkat Besi pada tahun 1988.
Dari prestasi Siti Aisah itu, membuat Windy Cantika jatuh cinta pada olahraga angkat besi sejak di bangku sekolah dasar.
Windy Cantika yang masih berusia 19 tahun itu terjun di dunia angkat besi sejak duduk di kelas 2 sekolah dasar. "Waktu itu Mama sering ngelatih kakak," ungkap Windy dikutip dari Kompas TV pada Sabtu (24/7/2021).
Penulis : Hedi Basri Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara