Sampaikan Permohonan Maaf Resmi, Presiden BWF: Saya Sungguh-Sungguh Mencintai Indonesia
Kompas sport | 23 Maret 2021, 07:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya mengirimkan permohonan maaf secara resmi kepada Indonesia terkait insiden yang menimpa tim bulu tangkis Indonesia di All England 2021.
Pada All England 2021 minggu lalu, tim Indonesia dipaksa mundur dari kejuaraan setelah 20 dari 24 anggota tim mendapat surat elektronik atau e-mail dari National Health Service (NHS) Inggris.
Melalui surat tersebut, NHS menginfokan bahwa dalam pesawat yang ditumpangi tim Indonesia dalam penerbangan Istanbul menuju Birmingham terdapat satu orang yang positif Covid-19.
Menurut regulasi Pemerintah Inggris, tim Indonesia diimbau untuk menjalani karantina selama 10 hari. Keputusan ini kemudian yang menyebabkan tim Indonesia harus mundur dari All England 2021.
Baca Juga: Tanggapi Polemik Tim Indonesia di All England 2021, Kemenpora Layangkan Protes Keras ke BWF
Para atlet bulu tangkis Indonesia yang berangkat ke Inggris pun juga mengalami rasa kecewa yang besar saat menerima keputusan tersebut.
Apalagi terdapat beberapa fakta yang membuat tim Indonesia terkesan mendapat perlakuan tidak adil dari BWF maupun penyelenggara All England 2021.
Kecaman lalu bermunculan dari para pencinta bulu tangkis Tanah Air hingga jajaran pemerintah Indonesia.
Melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menuntut permohonan maaf dari BWF terkait insiden tim Indonesia di All England 2021.
Baca Juga: Surati BWF Terkait All England, Dubes Desra Percaya Ungkit Kasus Manchester City di Liga Inggris
Berselang beberapa hari, BWF akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara resmi.
Surat permohonan maaf tersebut ditandatangani Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer yang juga mewakili jajarannya.
Selain itu, surat permohonan maaf ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Menpora Zainudin Amali, Menteri Luar Negeri, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris, Ketua Umum PBSI dan seluruh rakyat Indonesia.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV