Sekjen Nasdem Benarkan Jokowi Minta Surya Paloh Tak Dukung Iparnya Maju Pilkada Gunungkidul
Politik | 28 Juli 2020, 09:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate membenarkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Nasdem tak mengusung iparnya, Wahyu Purwanto, pada Pilkada Gunungkidul, Yogyakarta.
Menurut Johnny, permintaan itu disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
"Dapat saya konfirmasi bahwa betul ada pembicaraan antara Pak Jokowi dan Pak Surya Paloh sebagai Ketum Nasdem yang akhirnya menetapkan tidak melanjutkan pencalonan Pak WP dalam Pilkada Gunungkidul," kata Johnny, Selasa (28/7/2020), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Jokowi Mohon dengan Sangat Surya Paloh Tak Dukung Iparnya Wahyu Purwanto Maju Pilkada
Faktor Kekerabatan
Pria yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika itu enggan mengungkapkan lebih detail alasan Presiden Jokowi meminta Nasdem tak mengusung iparnya.
Johnny hanya menyebutkan bahwa faktor kekerabatan yang menjadi salah satu pemicunya.
"Ada banyak alasannya, termasuk mempertimbangkan faktor kekerabatan," kata Johnny.
Johnny memastikan bahwa sebagai partai politik pengusung dan pendukung Presiden Jokowi sejak 2014, Nasdem sangat menghargai masukan yang disampaikan oleh politisi PDI-P itu.
Nasdem pun akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pencalonan Wahyu Purwanto.
Baca Juga: Alasan Jokowi Minta Adik Iparnya Mundur Pencalonan Bupati
Ipar Jokowi Mundur Pilkada
Diberitakan sebelumnya, ipar Presiden Joko Widodo bernama Wahyu Purwanto menyatakan mundur dari pencalonan bupati Gunungkidul, Yogyakarta, melalui Partai Nasdem.
Menurut Wahyu, langkah ini sesuai dengan permintaan Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh agar arah kegiatan selama ini diubah menjadi kegiatan sosial.
"Pak Jokowi dan Pak Surya Paloh melihat potensi saya yang tidak di politik barangkali," kata Wahyu Purwanto saat menggelar pertemuan dengan relawan di Siyono, Kapanewon Playen, Minggu (26/7/2020).
Hal itu dibenarkan Ketua DPW Nasdem DIY Subardi di hadapan relawan Wahyu Purwanto.
Menurut Bardi, perpindahan dari politik ke sosial atas permintaan keluarga itu bukan isapan jempol atau isu semata.
"Pak Jokowi itu menemui langsung Pak Surya Paloh sebagai ketua umum (Partai Nasdem). Mengharap dengan sangat, memohon dengan sangat agar Pak Wahyu jangan direkomendasikan, jangan dijadikan di politik, karena di keluarga butuh untuk kegiatan sosial," ucapnya.
Baca Juga: Nasdem Sebut Ada Mafia Hukum yang Bantu Djoko Tjandra
Kiprah Politik Wahyu Purwanto
Untuk diketahui, perjalanan politik Wahyu Purwanto dimulai saat maju menjadi calon wakil bupati mendampingi Subardi, seorang pengusaha, pada Pilkada 2015.
Namun, pasangan itu kalah dengan pasangan Badingah-Immawan Wahyudi. Saat itu, Wahyu yang masih menjadi Rektor Universitas Gunung Kidul itu diusung Gerindra, PKS, Demokrat, dan PKB.
Tahun 2020, Wahyu berniat maju bupati mendaftar ke Partai Nasdem bersama sembilan orang lainnya.
Untuk memuluskan jalannya dalam dunia politik, Wahyu masuk sebagai Dewan Pakar DPW Nasdem DIY.
Bahkan, ia sudah memiliki relawan yang diberi nama "Ponco Manggolo" yang diklaimnya sampai tingkat padukuhan.
Baca Juga: Jokowi: Saya Ingin Semua Kelihatan Sibuk Sana-Sini sehingga Aura Krisisnya Ada
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV