Pemerintah Akui Salah Pakai Istilah New Normal Saat Pandemi Covid-19, Malah Bikin Masyarakat Bingung
Peristiwa | 11 Juli 2020, 23:20 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyatakan diksi new normal atau normal baru yang didengungkan pemerintah selama pandemi virus corona atau Covid-19 ternyata salah.
Yurianto menuturkan, masyarakat sempat kebingungan dengan pemakaian istilah new normal saat pandemi memasuki bulan Mei dan Juni.
Karena itu, pemerintah akhirnya memperbaiki pola komunikasi dengan mengganti istilah new normal dengan adaptasi kebiasaan baru.
Baca Juga: Jelang New Normal, Kegiatan Belajar Mengajar di Bangka Belitung Akan Dibuka
“Diksi new normal dari awal diksi itu segera ubah. New normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adptasi kebiasaan baru," kata Yurianto dalam acara Peluncuran Buku
"Menghadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemi" karya Saleh Daulay secara virtual, Jumat (10/7/2020).
Yuri menjelaskan, istilah new normal yang sering digaungkan pemerintah belum cukup dipahami masyarakat. Ia menilai, masyarakat hanya fokus pada kata "normal"-nya saja.
Baca Juga: Pahami Panduan Perjalanan dalam Negeri di Bandara Saat "New Normal"
Akibatnya, ia mengatakan penggunaan istilah new normal sering dianggap masyarakat kembali berkegiatan seperti biasa tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
"Tidak pernah berhenti menggaungkan new normal di mana-mana. Namun yang dikedepankan bukan new-nya, tapi normal-nya,” kata Yurianto.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV