Perhatian! 5 Hal Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala yang Harus Diketahui
Berita kompas tv | 26 Maret 2020, 19:45 WIBYale Scool of Public Health menyebutkan, keberadaan pasien asimptomik mengindikasikan bahwa screening di bandara dan tempat masuk lainnya tak cukup efektif.
"Gambaran nyata hanya akan terungkap ketika kami memiliki tes serologis untuk mengetahui siapa yang telah terinfeksi," kata Ian Henderson, Direktur Institute for Molecular Bioscience di Queensland University.
Sejauh ini, screening di bandara masih menjadi andalan utama bagi banyak negara untuk mendeteksi penumpang yang mungkin telah terpapar virus corona.
Singapura kini mulai sadar akan hal itu dan memperketat tes masuk di bandaranya.
Baca Juga: Cegah Corona, Pasar Tanah Abang Tutup Sementara Mulai Besok
4. Ada Pasien dengan Paru-Paru Normal
Seorang perempuan asal Wuhan, China, dengan riwayat perjalanan ke Anyang untuk mengunjungi keluarganya, sempat dinyatakan negatif pada tes awal. Akan tetapi, pada tes lanjutan hasilnya berubah menjadi positif.
Ia pun kemudian menjalani uji CT Scan untuk mengecek kondisi paru-parunya. Dari uji scan itu, diketahui paru-parunya tetap normal, tak mengalami demam, dan gejala pernapasan.
Baca Juga: PLN Siap Ringankan Biaya Tagihan Listrik di Tengah Wabah Corona, Ini Pelanggan yang Berhak
5. Metode Pengujian Tak Efektif
Dilansir dari Health, Presiden ACCESS Health International William Haseltine mengatakan, metode pengujian virus corona secara umum yang ada saat ini dinilai tidak cukup efektif.
Hal itu didasari atas fakta bahwa penyebaran virus corona tak hanya disebarkan oleh orang bergejala.
Ia pun meminta agar banyak negara mengoptimalkan sistem pengujian yang dikenal sebagai contact tracing atau pelacakan kontak.
Menurut dia, penting untuk menemukan pasien tersebut lebih awal sebelum mereka sakit.
"Ini bukan tentang berapa banyak tes yang dilakukan di suatu negara, tetapi bagaimana tes itu digunakan," kata dia.
Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 di Yogyakarta Sempat Bantu Tetangga Hajatan
Dengan temuan seperti ini, maka orang yang bergejala dan tanpa gejala memiliki potensi yang sama besarnya dalam penularan virus corona.
Oleh karena itu, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, AS, Michael Osterholm, mengingatkan pemerintah dan pejabat publik untuk terbuka tentang cara penyebaran virus ini.
Masyarakat juga diminta jujur soal riwayat perjalanan dan kontak saat merasakan gejala virus corona.
Dengan demikian, bisa dilacak siapa saja yang berpotensi tertular, meskipun belum merasakan gejala terinfeksi.
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV